Minggu, 27 Maret 2016

PARA SUAMI TIDAK BOLEH PULANG MALAM! Ini Alasannya

 Salah satu pesan Rasulullah sekalian adab dalam bepergian adalah, janganlah seseorang pria yang bepergian (safar), dia kembali menghadiri istrinya di malam hari. Mengapa?

Dalam kitab angkatan laut (AL) Ishabah, Ibnu Hajar angkatan laut (AL) Asqalani menggambarkan asbabul wurud hadits yang melarang kembali safar di malam hari.

Telah sebagian hari teman itu bepergian. dan juga malam ini, dia kembali ke Madinah dan juga langsung menemui istrinya. Betapa kaget dirinya, nyatanya terdapat seorang yang bertubuh besar besar tidur di samping istrinya. dia langsung menghunus pedang dan juga bernazar menebas orang itu. Untungnya, dia terlebih dahulu mencolek istrinya dengan pedang tersebut dan juga bertanya, “Siapa orang ini?”

“Ini Fulanah, sang tukang sisir. dia tadi mendandaniku dan juga karna terlambat pulang, dia menginap di sini,” jawab si istri.

Alhamdulillah… kira - kira aja dia melaksanakan kesalahan parah bila aja tidak bersabar dan juga langsung menebaskan pedangnya ke orang tersebut, yang nyatanya merupakan wanita tukang sisir.

Paginya, usai shalat Subuh, teman ini menghadap Rasulullah dan juga menggambarkan kisahnya semalam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda,

إِذَا دَخَلْتُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ طُرُوقاً

“Jika salah seseorang dari kamu lama bepergian, janganlah dia menghadiri istrinya di malam hari” (HR. Ahmad)

Mengapa Rasulullah melarang seseorang suami kembali safar menemui istrinya di malam hari? Dalam riwayat yang lain disebutkan alasannya.

إِذَا قَدِمَ أَحَدُكُمْ لَيْلاً فَلاَ يَأْتِيَنَّ أَهْلَهُ طُرُوقًا حَتَّى تَسْتَحِدَّ الْمُغِيبَةُ وَتَمْتَشِطَ الشَّعِثَةُ

“Jika salah seseorang dari kamu tiba pada malam hari hingga janganlah dia menghadiri istrinya. (Berilah laporan terlebih dahulu) supaya perempuan yang ditinggal suaminya mencukur bulu - bulu kemaluannya dan juga menyisir rambutnya” (HR. Muslim)

Inilah alasannya. kala ditinggal suaminya lama bepergian, kemudian seketika suaminya tiba di malam hari, dikhawatirkan istrinya tersebut tidak siap menyambutnya. Rambutnya masih acak - acakan. Bulu - bulu rahasianya bisa jadi pula tidak terpelihara dan juga baunya amat tidak sedap. Karenanya bagi para ulama, seseorang suami makruh kembali dari bepergian secara seketika di malam hari, terlebih secara sembunyi - sembunyi. Kalaupun terpaksa kembali di malam hari, diajarkan buat mengantarkan laporan terlebih dulu.

Imam An Nawawi kala menarangkan hadits ini dalam Syarah Shahih Muslim, dia berkata kalau larangan ini berlaku untuk yang bepergian lama dan juga tiba tiba - tiba tanpa pemberitahuan. ada juga musafir yang sudah memberitahu sebelumnya, hingga tidak tercantum dalam larangan ini.

“Adapun bila safarnya dekat dan juga istrinya juga mengharapkan kedatangannya pada malam hari, ” cerah beliau, “maka kembali malam juga boleh. Begitu pula bila telah terdapat data dini yang memberitahukan kedatangannya kepada istri dan juga keluarganya, perihal ini juga tidak mengapa.”

Imam Asy Syaukani menarangkan dalam Nailul Authar kalau hikmah dilarangnya musafir menghadiri istri pada malam karna mungkin dia mengalami istrinya yang tidak menyadari kedatangannya, sampai - sampai dia tidak siap mensterilkan diri dan juga bersolek.

Mengapa suami butuh memberitahukan kehadiran dan juga istri butuh menyambutnya dengan bersih dan juga rapi? Demikianlah Islam mengendalikan setimpal fitrah manusia. Suami istri yang berpekan - pekan terpisah oleh safar tentu merasakan kerinduan dan juga menantikan kehangatan kasih sayang antara keduanya. Islam juga mensunnahkan buat mensegerakan berhubungan sekembalinya suami dari safar. Tentu perihal itu dapat berjalan dengan baik bila keduanya telah siap; bersih, harum, rapi. Para teman dan juga shahabiyah amat paham dengan sunnah ini. seperti itu kenapa kala Abu Thalhah kembali dari berjihad, Ummu Sulaim menyambutnya dengan hangat dan juga mengajaknya ke tempat tidur walaupun dikala ini anaknya baru aja meninggal. Ummu Sulaim melupakan kesedihannya ketiadaan putra dan juga tidak mau suaminya terpikirkan laporan duka itu sampai ketiadaan gairahnya. malah karna kesabaran inilah, keesokan harinya Rasulullah mendoakan keberkahan untuk keduanya.

Bagaimana dengan era sekarang? Masih terlarangkan kembali malam dari bepergian, sedangkan sering - kali kita mampu agenda kendaraan (pesawat terbang ataupun kereta api) malam?

Di era dulu, membagikan laporan kehadiran tidak dapat secara tiba - tiba. namun sekarang, seluruhnya jadi gampang dengan terdapatnya perlengkapan komunikasi (telepon ataupun HP). Kita dapat mengabarkan kepulangan kita lewat telepon, SMS, WhatsApp, BBM dan juga sejenisnya. sampai - sampai istri dapat bersiap - siap menyongsong serupa sabda si Baginda. Kendati demikian, kembali sangat larut malam pula tidak baik karna dapat jadi istri telah tertidur ataupun orang sebelah tersendat dengan kehadiran kita.

Semoga berguna 


Sumber:
http_cintaislaminews_blogspot_co_id/2016/02/para-suami-tidak-boleh-pulang-malam-ini.html

Baca Juga

PARA SUAMI TIDAK BOLEH PULANG MALAM! Ini Alasannya
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan