Rabu, 30 Maret 2016

Ternyata Iblis Juga Bisa Mengganggu Kita Lewat Sajadah, Berikut Kisah Nyatanya!

 Iblis terdapat di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at,. dikala berkumpulnya orang. Iblis telah terdapat dalam Masjid. dia nampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma jadi ratusan wujud dan juga masuk dari seluruh penjuru, melalui jendela, pintu, ventilasi, alias masuk melalui celah pembuangan air.


Ternyata Iblis pula dapat mengusik Kita melalui Sajadah, Berikut cerita Nyatanya!

Pada tiap orang, Iblis pula masuk melalui telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, kemudian menggerakkan denyut jantung tiap para jamaah yang hadir. Iblis pula melekat di tiap sajadah. “ "Hai, Blis!", panggil Kiai, kala baru masuk ke Masjid itu. Iblis terasa tergangguk: “ "Kau kerjakan aja tugasmu, Kiai. tidak perlu kau larang - larang saya. Ini hak aku buat menganggu tiap orang yang terdapat didalam Masjid ini!", jawab Iblis marah.

“Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci, bahwa kau ingin ganggu, kau mampu diluar nanti! “, Kiai berupaya mengusir.“

"Kiai, kali ini, menggambarkan hari uji coba sistem baru. aku lagi mempraktikkan trik baru, buat menjerat kaummu."
“"Dengan apa?"“
"Dengan sajadah!"
"Apa yang mampu kau perbuat dengan sajadah, Blis?"
"Pertama, aku hendak masuk ke tiap owner saham industri sajadah. Mereka hendak aku jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka hendak tega memeras buruh buat bekerja dengan upah di dasar UMR, demi keuntungan besar!"
"Ah, itu kan teruji trik lama yang tidak tidak sering kau pakai. tidak terdapat yang baru,Blis?"
"Bukan itu aja Kiai..."
"Lalu?"

"Saya pula hendak masuk pada tiap tampilaner
sajadah. aku hendak meningkatkan gagasan, biar para tampilaner itu membikin sajadah yang lebar - lebar."
"Untuk apa?"
"Supaya, aku lebih berkesempatan buat menanamkan kerasa egois di tiap kalangan yang kau pimpin, Kiai! Tidak cuma itu, aku hendak lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar hingga barisan shaf hendak renggang. dan aku terdapat dalam bagusganggan itu. Di sana aku mampu turut membentangkan sajadah."

Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. 2 orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.

Orang yang memiliki sajadah lebar seenaknya aja membentangkan sajadahnya, tanpa menyaksikan kanan - kirinya. Sementara, orang yang memiliki sajadah lebih kecil, tidak lezat hati apabila wajib menekan jamaah lain yang telah lebih dahulu datang. Tanpa berpikir panjang, owner sajadah kecil membentangkan aja sajadahnya, jadi sebagian sajadah yang lebar tertutupi semacamnya.

Keduanya senantiasa meperbuat sholat sunnah.

“"Nah, amati itu Kiai!", Iblis memulai percakapan lagi.
“"Yang mana?"
"Ada 2 orang yang lagi sholat sunnah itu. Mereka memiliki sajadah yang tidak sama ukuran. amati sekarang, saya hendak masuk diantara mereka."

Iblis lenyap. dia telah masuk ke dalam barisan shaf.

Kiai cuma mencermati kedua orang yang lagi meperbuat sholat sunah. Kiai hendak menyaksikan kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. owner sajadah lebar, rukuk. setelah itu sujud. Namun, sambil bangun dari sujud, dia membuka sajadahya yang tertumpuk, kemudian meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. sampai sajadah yang kecil berulang berposisi di bawahnya. dia setelah itu berdiri. Sementara, owner sajadah yang lebih kecil, meperbuat aspek serupa. dia pula membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berlangsung sampai akhir sholat.

Bahkan, pada dikala sholat wajib juga, kejadian - kejadian itu bermacam kali terihat di bermacam masjid. Orang lebih memilah jadi di atas, dibanding menerima di bawah. Di atas sajadah, orang telah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, dia hendak meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah telah diperuntukan Iblis bagaikan pembedaan kelas.

Pemilik sajadah lebar, diindentikan bagaikan para owner kekayaan, yang tiap dikala wajib lebih di atas dari pada yang lain. dan owner sajadah kecil, menggambarkan kelas dasar yang tiap dikala hendak teratur jadi sub - ordinat dari orang yang berkuasa.

Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang biar teratur memahami orang lain. “ Astaghfirullahal adziiiim “, ucap si Kiai pelan.

sumber: lampuislam.org

Baca Juga

Ternyata Iblis Juga Bisa Mengganggu Kita Lewat Sajadah, Berikut Kisah Nyatanya!
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan