Jumat, 27 Mei 2016

Apakah Mayit Menjawab Salam Para Peziarah?

 mayit menanggapi salam para peziarah?

bila seandainya org yg sdh mati tdk sanggup mendengar dan juga mlihat, knp rasulullah menyuruh kita mengucapkan salam kala merambah zona perkuburan? mohon pencerahan..

luki

jawab:

bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du,

alam kubur tercantum alam ghaib. sampai - sampai tidak terdapat trik buat mengetahuinya kecuali lewat dalil al - quran dan juga hadis.

kala kita diperintahkan buat ziarah kubur, supaya lebih gampang mengingat kematian, berikan salam dan juga mendoakan sang mayit. sebagaimana disebutkan dalam hadis dari aisyah radhiyallahu ‘anha, dia sempat bertanya kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‘ya rasulullah, apa yang wajib saya ucapkan kala saya ziarah kubur? ’

قُولِى السَّلاَمُ عَلَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَلاَحِقُونَ

ucapkanlah, “assalamu alaikum wahai penunggu kubur, dari golongan mukmini dan juga muslimin. mudah - mudahan allah merahmati orang yang telah wafat dan juga yang masih hidup. dan juga insyaaallah kami hendak menyusul kamu. ” (hr. muslim 2301).

dalam hadis ini, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyarankan buat berikan salam kepada penunggu kubur. dan juga dia tidak mengatakan, apakah mereka mendengar salam itu ataukah tidak.

setelah itu, terdapat satu riwayat dari ibnu abbas radhiyallahu ‘anhuma, nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُرُّ بِقَبْرِ أَخِيهِ الْمُؤْمِنِ كَانَ يَعْرِفُهُ فِي الدُّنْيَا فَيُسَلِّمُ عَلَيْهِ إلَّا عَرَفَهُ وَرَدَّ عَلَيْهِ السَّلَامَ

apabila terdapat seorang yang melewati kuburan saudaranya sesama mukmin yang ia tahu di dunia, kemudian ia berikan salam, hingga saudaranya hendak hendak menanggapi salamnya.
status hadis

hadis ini diriwayatkan oleh ibnu abdil bar dalam al - istidzkar (1/185) dari jalan ubaid bin muhammad, dari fatimah bintu rayyan, dari rabi’ bin sulaiman – muridnya imam as - syafi’i, dari bisyr bin bukair, dari al - auza’i, dari atha’, dari ubaid bin umair, dari ibnu abbas.

hadis ini pula dibawakan syaikhul islam, dan juga dia berkata,

قال ابن المبارك : ثبت ذلك عن النبي صلى الله عليه وسلم وصححه عبد الحق صاحب الأحكام

ibnul mubarok berkata, “hadis ini shahih dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dishahihkan abdul haq, penulis kitab al - ahkam. ” (majmu’ fatawa, 24/331).

hadis ini pula dishahihkan al - hafidz abdul haq al - isybili, al - qurthubi dalam al - mufhim (1/500) , al - iraqi dalam takhrij ihya ulumiddin (4/491) , demikian pula as - syaukani dalam nailul authar (3/304).

disamping itu, para ulama pula menegaskan kalau mayit dapat mengenali orang yang ia tahu kala menziarahinya.

[1] penjelasan ibnul qoyim berkata,

والسلف مجمعون على هذا ، وقد تواترت الآثار عنهم بأن الميت يعرف زيارة الحي له ويستبشر به

para salaf dan juga ulama setuju tentang ini, dan juga ada banyak riwayat dari mereka kalau mayit mengenali orang hidup yang menziarahinya dan juga terasa bahagia dengannya. (ar - ruh, hlm. 5)

[2] penjelasan ibnu katsir,

وقد شرع النبي صلى الله عليه وسلم لأمته إذا سلموا على أهل القبور أن يسلموا عليهم سلام من يخاطبونه فيقول المسلم: السلام عليكم دار قوم مؤمنين، وهذا خطاب لمن يسمع ويعقل، ولولا هذا الخطاب لكانوا بمنزلة خطاب المعدوم والجماد، والسلف مجمعون على هذا، وقد تواترت الآثار عنهم بأن الميت يعرف بزيارة الحي له ويستبشر

nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mensyariatkan kepada umatnya kala mereka berikan salam kepada penunggu kubur, supaya di informasikan serupa mengantarkan kepada orang yang terdapat di depannya. ‘assalamu alaikum, wahai penunggu kampung kalangan mukminin” sedangkan panggilan semacam ini cuma dapat ditunjukan kepada orang yang dapat mendengar dan juga berakal. andai bukan serupa ini panggilannya, tentu statusnya serupa memanggil wujud yang tidak terdapat ataupun barang mati. dan juga para ulama salaf setuju perihal ini. ada banyak riwayat dari mereka kalau mayit mengenali orang hidup yang menziarahinya dan juga terasa bahagia dengannya. (tafsir ibnu katsir, 6/325)
jangan memohon pakar kubur

orang yang telah mati, mereka tidak lagi dapat beramal. sampai - sampai mereka sama sekali tidak dapat menolong teman . jutru mereka perlu amal, perlu ampunan allah, dan juga perlu dorongan doa dari mereka yang hidup. bukan kebalikannya.

allah mencela orang - orang musyrik yang berdoa, meminta kepada ruh orang soleh. allah berfirman,

وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ. أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

“tuhan - tuhan yang mereka seru tidak hanya allah, tidak mampu membikin suatu whatever, lagi berhala - berhala itu (seorang diri) terbuat orang. itu seluruh barang mati tidak hidup, dan juga berhala - berhala tidak mengenali bilakah penyembah - penyembahnya hendak dibangkitkan. ” (qs. an - nahl: 20 - 21)

orang yang telah dikubur, mereka memerlukan doa, memerlukan ekstra amal. sampai - sampai amat mengherankan bila ia dimintai doa, terlebih tiba ke kuburan buat curhat permasalahan dunianya.




[sumber: konsultasisyariah.com]

Baca Juga

Apakah Mayit Menjawab Salam Para Peziarah?
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan