Selasa, 24 Mei 2016

Hidup Bukan Soal Kaya Ataupun Miskin. Tetapi, Tentang Sabar dan Bersyukur !!

banyak sekali informasi yang mengetengahkan tema bersyukur dan juga ajakan buat tetap tabah. judul diatas aku kutip dari seseorang guru yang amat aku kagumi. ustaz subhan bawazier, mudah - mudahan allah memanjangkan usia dia dalam ikhlas berbagi ilmu kepada kita yang jauh dari alim. menyoal hidup yan makin hari makin merasa berat. terdapat satu kunci yang dapat membikin hidup tras lebih ringan. membikin senyum lebih terkembang ikhlas.

ndilalah, permasalahan demi maslaah dalam hidup terus menari di dapan mata. seakan meledek kita yang tengah terngah - engah mengejar seluruh kebutuhan hidup. naif bila kita menafikan modul dalam hidup. naif pula apabila kita serta - merta buatnya bagaikan salah satunya tujuan hidup. karna senang merupakan tentang kerasa.

percayalah, manusia tidak hendak sempat memiliki segalanya.

islam merupakan agama yang membikin hambanya berserah diri secara utuh kepada yang maha. karna tidak satu sebab juga buat bargaining dengan perintah ataupun larangannya. itu merupakan kesempurnaan suatu agama. menerima seluruhnya. melangsungkan penuh kerelaan.

tentu aja kalian sempat memandang ataupun kenali orang yang terlihat memiliki segalanya. hdup bergelimang harta, karir brilian, keluarga senang, reputasi tanpa cela, pakar ibadah, berjiwa sosial, dan juga senantiasa mencintai. orang yang secara zahir membikin kita pantas iri dengannya. tetapi sekali lagi, percayalah, manusia memiliki keterbatasan buat memandang. kita cuma dapat menganalisa dari jauh. kemudian dengan pongah mengambil kesimpulan dan juga memercayai apa yang mau kita percayai.

titik terendah seseorang manusia bukan dikala dia tidak mempunyai whatever di kantongnya. tetapi ketiadaan iman di relung hatinya.

putus cinta, dikhianati, diabaikan, dan juga diperlakukan semena - mena acapkali membikin kita jatuh. tersungkur meratapi betapa hina dan juga rendahnya kita dalam hidup ini. setelah itu diam - diam menaruh dendam, menggubah kalimat - kalimat rutukan yang kita ketahui tidak dapat mengganti whatever yang telah, hendak, dan juga tengah terjalin.

terlebih, manusia amat membenci momen dikala dia tidak miskin secara modul. dikala saldo rekening tidak lagi mampu menghidupi, dikala seluruh berbagai kebutuhan merasa luar biasa mahal. dikala itu kita hendak terasa mengidap yang sesungguhnya. wajib diakui, modul merupakan teman karib manusia.

tetapi, di atas seluruh itu. perasaan ketiadaan dan juga ketidakberdayaan yang sesungguhnya bukan berasal dari ketiadaan modul. aku tidak berupaya buat mengatakan bijak di mari. tetapi benar, logikanya modul bertabiat konkrit dan juga gampang habis. sedangkan itu, kepemilikan iman di hati hendak tetap kekal. meneguhkan dan juga menyemangati hidup.

dikala ini, di luar situ. terdapat ribuan orang yang rela mati buat dapat hidup serupa kalian.

gimana trik memunculkan perasaan bersyukur? merupakan dengan menyudahi meringik. dengan menempatkan diri secara pas. karna secara alamiah, manusia tidak hendak sempat terasa lebih baik dari sesamanya. buat itu, dikala banyak nikmat hidup telah direngkuh. alih - alih menyibukkan diri dengan selusin rencana individu yang duniawi. coba sempatkan waktu buat berkata dalam hati. " terdapat berapa banyak orang yang hidupnya tidak lebih beruntung dari aku? "

tabah itu kata watak. bukan kata barang yanng terbatas kuantitas dan juga kualitasnya.

tabah itu terdapat batasnya. habis sudah kesabaran aku. kalian pikir, aku masih dapat tabah?

aku emmang belum mengecek apa arti tabah dalam kamus besar bahasa indonesia. tetapi, bila boleh mengutarakan maknanya, buat aku, tabah merupakan kata watak. dan juga tiap kata watak itu tidak terikat dimensi. maksudnya, tidak terdapat batas yang ajeg untk memastikan seberapa besar ataupun kecil ataupun banyak ataupun sedikit jumlah dan juga/ataupun mutunya.

kata watak itu relatif. memiliki parameter berubah buat tiap orang. kita benar dapat mengambil suara paling banyak ataupun kerutinan publik buat memaknai kata tabah. tetapi senantiasa aja, tabah senantiasa terpaut dengan keadaan dan juga suasana. isu yang dinaikan tidak sempat dapat digeneralisasi. oleh karenanya, bagaikan makhluk yang tetap bergerak. mengalami jutaan mungkin. kerasanya amat sombong bila secara individu kita menghalangi kerasa tabah buat diri seorang diri.




[sumber: renunganislam.com]

Baca Juga

Hidup Bukan Soal Kaya Ataupun Miskin. Tetapi, Tentang Sabar dan Bersyukur !!
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan