Senin, 02 Mei 2016

Jika Muslim Terlanjur / Tidak Sengaja Makan Babi, Bagaimana Islam Memberi Solusinya?

Dilansir dari laman Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), ada beberapa istilah dalam prodk yang mengandung atau menggunakan unsur babi.
HOG : Istilah untuk babi dewasa, berat melebihi 50 kg.
BOAR : Babi liar/celeng/babi hutan
LARD : Lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak goreng dan sabun.
BACON : Daging hewan yang disalai, termasuk/terutama babi.
HAM : Daging pada bagian paha babi.
SOW :Istilah untuk babi betina dewasa (jarang digunakan).
SOW MILK : Susu babi
PORCINE : Istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal dari babi. Porcine sering digunakan di dalam pengobatan/medis untuk menyatakan sumber yang berasal dari babi.
Di tengah-tengah masyarakat juga dikenal istilah-istilah lain yang mengacu pada babi, misalnya charsiu, cu nyuk, mu, chasu, yakibuta, nibuta, B2, dan lain-lain.


Terlanjur / tidak sengaja makan daging babi, Bagaimana cara menyamak nya ?

Berikut ini Solusi jika tidak sengaja anda memakan daging babi.

Deskipsi Masalah:

Pak Martin memiliki banyak harta dan pak Martin sangat berkeinginan untuk mengajak keluarganya keluar negeri, tak lama kemudian keinginannya terkabul dan akhirnya pak Martin dan keluarganya berangkat keluar negeri, setiba di bandara pak somat merasa lapar, lalu pak Martin dan keluarga mendatangi sebuah restoran, karena terlalu lapar pak Martin langsung masuk dalam restoran, rupanya rentoran yang pak Martin masuk menyediakan danging babi, Tanpa bertanya lagi beliau menghabiskan makanan yang di hidangkan. Akhirnya saat sudah keluar dari restoran beliau baru tau bahwa makanan yang dipesan tadi memang terbuat dari daging babi, jadi apa yang harus dilakukan pak Martin yang sudah terlanjur makan babi ????

Jawaban :

Bila seseorang memakan najis mughalladhah, seperti babi, maka mulutnya wajib disamak (menyucikan tujuh kali dengan air salah satunya dicampur dengan tanah), Tidak wajib menyamak tempat keluar kotoran (Dubur / Anus kita tidak wajib disamak) bila daging babi yang keluar sudah berubah , tapi bila daging babi yang keluar masih utuh, maka wajib menyamak lubang dubur /Anus tempat keluar kotoran tersebut.

Referinsi :
Asnal Mathalib syarah Raudhah attalib jld 1, hal 21. Cetakan D.K.I.


ولو ارتضع من كلبة فالقياس أيضا كذلك لأن حكم التغليظ لا ينسحب على المخرجين بدليل أنه لو أكل لحم كلب لم يجب غسله عند الاستنجاء سبعا وإن وجب غسل الفم سبعا ت.

"Dan jikalau meminum susu anjing, maka kiasnya juga seperti itu (tidak wajib samak ketika istinjak), karena tidak dihukumkan lagi kepada najis mughalladhah bila sudah masuk usus. Sama halnya bila seseorang memakan najis babi, niscaya tidak wajib menyamak ketika istinjak ( buang air besar ), sekalipun wajib menyamak mulutnya."


Tuhfatul muhtaj jld 1, hal 311. Cetakan Maktabah Tijariyah Kubra Mesir.


لو أكل مغلظا ثم خرج منه لم يجب تسبيع المخرج، وقد يقال ذاك إذا وصل لمحل الإحالة وهو المعدة فليتأمل سم وقوله وقد يقال إلخ هذا قياس ما مر في القيء (قوله فعلى الثاني إلخ) قد يقال بل وعلى الأول لا بد من الاستثناء؛ لأنا وإن قلنا بالتنجيس لا نقول بوجوب تطهير الملاقي للمغلظ بل الملاقي للملاقي.

"Bila seseorang memakan najis mughalladhah, kemudian najis tersebut keluar, maka tidak wajib menyucikan tempat keluar tujuh kali, begitu juga bila sudah sampai dalam perut."

Wallahu A'alam Bisshawab.



Dari berbagai Sumber.
Tribunews
lbm.mudimesra.com

Baca Juga

Jika Muslim Terlanjur / Tidak Sengaja Makan Babi, Bagaimana Islam Memberi Solusinya?
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan