Senin, 23 Mei 2016

Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu

wahai para suami, maupun para calon suami, istrimua merupakan pendampingmu. coba renungkan tulisan dari seseorang bapak ini. bapak yang rela melepas gadis kesayangannya buat diperuntukan pasangan hidup kamu, selamanya.. .


karna nanti, bila kau mempunyai gadis kecil, nanti kau hendak bisa jadi merasakan perihal yang sama.. .

***

dikala kesatu kali gadis kecil kami terlahir di dunia, ia jadi simbol kebahagiaan untuk kami, orang tuanya. senang yang tiada tara kami rasakan karenanya. kami menjaganya siang dan juga malam, hingga kami melupakan kondisi diri seorang diri. kami siuman, benar seharusnyalah serupa itu kewajiban orang tua.
kami besarkan ia dengan segenap jiwa dan juga raga. kami didik dengan semaksimal ilmu yang kami memiliki. dan juga kami jaga ia dengan penuh kehati - hatian.

dan juga waktupun berlalu…

ia saat ini telah jadi sesosok wanita yang menawan. betapa bangga kami memilikinya. kami berpikir, betapa kilat waktu lalu, dan juga terbersit dalam hati kami buat senantiasa menahannnya disini. bukan bermaksud meletakkan ego kami atas hidupnya, tetapi bagaikan orang tua, siapa yang mampu berpisah dari anaknya. gadis kesayangannnya.

tetapi, …

hari ini, kesimpulannya tiba pula. dikala dimana kami wajib melihatnya terbalut dalam baju menawan, ialah gaun pengantinnya. wanita kecil kami telah berkembang berusia. dan juga seusai ijab kabul ini, kau lah saat ini yang jadi penjaganya. mengambil alih kami. ayo ikatkan tanganmu kepadanya.

waktu kesimpulannya memforsir kami berpisah dengannya. meski kau merupakan orang yang asing dan juga baru sebentar dikenalnya, sebaliknya kami merupakan orang tuanya yang telah mempertaruhkan seluruh yang kami memiliki untuknya. tetapi, tidak terdapat sama sekali kemarahan kami atas dirimu, menantuku. tetapi ijinkan kami sedikit meluapkan kesedihan atas seseorang putri
kami yang wajib jauh meninggalkan kami, karna wajib mengikutimu. kamipun tidak hendak keluhan kepadamu, karna mulai hari ini, ia wajib mengutamakan kau diatas kami.

tolong, jangan beratkan hatinya, karna sesungguhnya juga hatinya telah berat buat meninggalkan kami dan juga cuma mengabdi kepadamu. serupa perihal nya anak yang mau berbakti kepada orang tua, juga demikian dengannya. kami tidak keberatan apabila wajib seorang diri, tanpa terdapat wanita kecil kami dahulu yang senantiasa menemani dan juga membantu kami pada waktu tua.
kami menikahkanmu dengan anak wanita kami dan juga membagikan kepadamu dengan cuma - hanya, kami cuma meminta buat ia senantiasa kau jaga dan juga kau bahagiakan.

jangan sakiti hatinya, karna perihal itu berarti pula hendak menyakiti kami. ia kami besarkan dengan segenap jiwa raga, buat jadi penopang harapan kami pada waktu depan, buat mengangkut kehormatan dan juga derajat kami. tetapi saat ini kami wajib menitipkannya kepadamu. kami bukanlah keberatan, karna berarti terjagalah kehormatan gadis kami.

bila kau tidak berkenan atas kekurangannya, ingatkanlah ia dengan trik yang baik, mohon jangan sakiti ia, sekali lagi, jangan sakiti ia.

sesuatu dikala ia menangis karna terasa kasihan dengan kami yang mulai menua, tetapi wajib seorang diri berdua disini, tanpa terdapat kehadirannya lagi. mengerti kah engkau wahai menantuku, kalau kau juga mempunyai orang tua, juga dengan istrimu ini. dikala kau perintahkan ia buat menemani orang tuamu disitu, sempatkah kau berpikir betapa luasnya hati istrimu? ia mempertaruhkan egonya seorang diri buat senantiasa berposisi disamping orang tuamu, melindungi dan juga mengasuh mereka, lagi kami ketahui betapa berkecil hati ia karna dengan itu berarti orang tuanya seorang diri, wajib seorang diri. sama sekali tiada keluh kesah darinya tentang seluruh itu, karna seluruh merupakan buat menepati kewajibannya kepada allah.

ia mementingkan dirimu dan juga cuma dapat mengirim doa kepada kami dari jauh. jujur, berkecil hati hati kami dikala jauh darinya. tetapi apalah energi kami, benar sudah masa sepatutnya serupa itu, kau lebih berhak atasnya dari pada kami, orang tuanya seorang diri.
hingga hargailah ia yang telah dengan rela mengabdi kepadamu. hingga hiburlah ia yang telah membikin keputusan yang sedemikian susah. hingga sayangilah ia atas seluruh pengorbanannya yang cuma demi dirimu. begitulah cantiknya gadis kami, mudah - mudahan kau mengenali betapa berharganya istrimu itu, bila kau menyadari.





(sumber: perindusurga.com)

Baca Juga

Wahai Menantuku, Kini Kupasrahkan Putriku Yang Telah Kujaga Hampir Separuh Hidupku Kepadamu
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan