Selasa, 15 Maret 2016

6 Macam Ibu Ini Tidak Memiliki Surga di Telapak Kakinya

 “Nak, surga di dasar telapak kaki Ibu”. Kalimat itu masih jadi senjata andalan untuk banyak ibu, paling utama bila mengalami anaknya membantah, tidak menuruti perintah ataupun kemauan si ibu, ataupun terlebih lagi berbuat aniaya terhadap ibu. Namun, beberapa sebab ini membikin kita bagaikan bunda butuh meraba diri, apakah surga pantas berposisi di dasar telapak kaki kita?

1. bunda yang tidak mengharapkan kedatangan anaknya

Ibu ini benci, sedih, gelisah, frustasi, marah, menyesal ataupun terlebih lagi mengutuk kehamilannya. bermacam sebab dijadikannya sebab buat menolak kehamilan. terlebih lagi terdapat yang melaksanakan seluruh berbagai trik buat menghentikan kehamilan. gimana bisa jadi si anak yang lahir nantinya mampu mengharap surga dari bunda yang tidak mengharap kehadirannya?

2. bunda yang tidak melindungi kehamilannya

Bisa jadi bunda ini menginginkan kehamilan, tetapi tidak ingin ketahui gimana melindungi kehamilannya. bunda ini tidak memakai 9 bulan peluang yang dikasih Allah padanya buat berbicara dengan balita yang dikandungnya. Tidak terdapat sentuhan tangan sang ibu, tidak terdapat suara teks angkatan laut (AL) Quran. Tidak terdapat usaha buat menghadirkan dan juga mendekatkan calon bayinya dengan Allah. Tidak terdapat perilaku sayang ataupun atensi buat melindungi kehamilan.

Dengan kata lain bunda ini mengabaikan kesehatan pribadinya dan juga bayinya, baik kesehatan raga ataupun spiritualnya. bisa jadi aja dengan kemampuannya, bunda ini telah mempersiapkan segala peralatan tersadu buat menyongsong si bayi, tetapi bunda ini tidak mempersiapkan kebutuhan dasar bayinya. ialah kesehatan jiwa yang didapat dari ibadah kepada Allah dan juga kesehatan raga yang didapat dari gizi, nutrisi, pola makan, berolahraga dan juga sebagainya. gimana anak dapat mengharap surga dari bunda yang tidak mengistimewakan kehadirannya?

3. bunda yang tidak berikan tauladan baik untuk anaknya

Sepanjang kehamilan sampai bayinya lahir dan juga berkembang besar, dari kanak - kanak sampai dewasa, ibunya banyak mengatakan kotor, bergunjing, berbohong, mencela, menghina, memaki, mengumpat, mengadu domba ataupun terlebih lagi memfitnah, mencuri.

Ibu ini lebih banyak berbuat hina dan juga tercela daripada beribadah kepada Allah. segala perbuatannya sejauh hidupnya yang mampu dilihat, didengar dan juga dialami anaknya (khususnya di masa perkembangan si anak) seperti telapak kaki yang membekas kokoh di diri si anak. gimana bisa jadi ada surga di sisa telapak kaki semacam ini?

4. bunda yang meninggalkan dan juga menelantarkan anaknya

Khususnya anak yang masih dalam masa pertumbuhan. 5 sampai 7 tahun kesatu kehidupan anak amat memerlukan ibunya buat mengarahkan padanya tentang gimana melayani dirinya, mengarahkan kehidupan yang benar padanya. pada waktu seperti itu pembuatan kepribadian dan juga kepribadiannya. pada waktu seperti itu pengetahuan (yang baik ataupun yang buruk) mampu melesat dengan amat kilat dan juga menempel kokoh di diri si anak sampai dewasa.

Ibu yang melewati masa itu tidak berbarengan anak hendak tidak kenali kokoh anaknya, begitu pula anaknya tidak sangat kenali ibunya. hingga dapat dibayangkan orang berusia tidak hanya ibunya yang dekat dan juga kerap berjumpa dengannya, pada orang seperti itu si anak bercermin. bila bunda menitipkan anaknya pada seseorang yang bertakwa pada Allah dan juga meyakini anaknya tinggal di area yang Islami, dan juga bunda berangkat dengan sebab yang syar’i, perihal ini bisa jadi masih mampu diterima. tetapi sebaiknya, whatever alasannya, bunda yang bijak dan juga beriman tidak hendak tega meninggalkan anaknya dalam waktu lama di masa perkembangan ini.

5. bunda yang cuma mementingkan kepentingan duniawi si anak

Ibu ini padat jadwal bekerja dan juga bisa jadi pula berdoa supaya anaknya tercukupi seluruh kebutuhan duniawinya, terlebih lagi bahwa dapat sampai si anak dewasa. bunda berjuang keras supaya anaknya memiliki tabungan banyak, memiliki rumah, memiliki tanah, menyandang baju dan juga perhiasan yang membanggakan si ibu, mempunyai pekerjaan dengan pemasukan besar, mempunyai jabatan tinggi, mempunyai pasangan hidup yang kaya.

Seringkali bunda serupa ini terlebih lagi telah mempersiapkan seluruh kebutuhan anaknya sampai berusia sampai - sampai anak tidak sanggup membongkar perkaranya seorang diri dikala dia dewasa. dia tidak ketahui gimana triknya survive dalam hidupnya karna sejauh hidupnya bunda telah sediakan seluruh sesuatunya.

Ibu ini bisa jadi pakar ibadah, tetapi dia tidak terasa butuh buat membentuk anaknya pakar ibadah pula, tidak mempersiapkan si anak buat kebahagiaan akhiratnya. Tidak sempat menegaskan anaknya buat sholat dan juga ibadah lainnya. bunda ini lazimnya sudah cukup puas dengan anaknya tidak berbuat kurang baik pada orang lain. gimana anak dapat mengharap surga dari bunda yang tidak sempat mengarahkan anaknya mencapai tiket surga?

6. bunda yang keras terhadap anaknya, baik kekerasan verbal ataupun fisik

Sepanjang hidup anak (terlebih di masa pertumbuhannya), bunda ini banyak mengatakan dan juga berlagak kesat pada anaknya. bunda ini terlebih lagi tidak segan membagikan kekerasan raga pada anaknya. seluruh permasalahan dituntaskan dengan kekerasan dan juga hukuman. Tidak terdapat atensi dan juga kasih sayang. Tidak terdapat perilaku lembut dan juga pengertian. gimana anak dapat kenali surga bila sejauh hidupnya disuguhi neraka.

Apakah terdapat dalam diri kita satu kemiripan dengan contoh bunda tersebut? Betapa menyesalnya kita bila hadist nabi “Surga di dasar telapak kaki ibu”, tidak berlaku untuk kita.

Ibu, begitu panggilan itu amat berarti besar untuk seseorang perempuan. tidak selayaknya kita menyepelekan panggilan bunda dari kanak - kanak kita. bunda amat memastikan kebahagiaan dunia akhirat anaknya. ayo membetulkan diri kita. supaya kita layak terpanggil ibu, supaya surga pantas ditempatkan di dasar telapak kaki kita.

Baca Juga

6 Macam Ibu Ini Tidak Memiliki Surga di Telapak Kakinya
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan