Selasa, 22 Maret 2016

Ribuan Orang Menangis Membaca Kisah ini ! Kisah Bilal dan Kumandang Adzan Terakhirnya

 Bilal bin Rabah merupakan seseorang budak berkulit gelap dari Habsyah (Ethiopia) yang memeluk Islam kala masih masih jadi budak. tetapi kala keislaman Bilal dikenal oleh majikannya, Bilal juga disiksa tiap hari supaya dia meninggalkan islam. sampai - sampai sesuatu hari Abu Bakar memerdekakan Bilal dan juga iapun jadi teman amat setia Rosululloh SAW.


Dalam suatu hadits dikisahkan kalau Rosululloh saw sempat bermimpi mendengar suara terompah Bilal di surga. kemudian kala hukum syariat adzan diperintahkan oleh Alloh hingga orang yang kesatu kali diperintah oleh Rosululloh buat mengumandangkannya merupakan Bilal bin Rabah, dia diseleksi karna suara Bilal amat merdu.

Kejadian wafatnya Rosululloh, membikin Bilal dilanda kesedihan yang mendalam. sesuatu kala Kholifa Abu Bakar memohon Bilal buat jadi muadzin kembali, tetapi dengan perasaan yang masih berkecil hati Bilal mengatakan :
”Biarkan saya cuma jadi muadzin Rosululloh saja. Rosululloh telah tiada, hingga saya bukan muadzin siapa - siapa lagi."

Sepeninggalan Rosululloh SAW masih merasa di hati Bilal dia juga meninggalkan Madinah dan juga menjajaki pasukan Fath Islamy mengarah Syam, dan juga setelah itu tinggal di Homs, Syria.
Setelah tingga lama di Syria, Bilal tidak sempat mendatangi Madinah. kemudian hingga pada sesuatu malam, Rosululloh muncul dalam mimpi Bilal, dan juga menegurnya :
"Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, kenapa engkau tidak mengunjungiku? kenapa hingga serupa ini?".

Dengan peristiwa mimpi itu dia juga bangun dan juga lekas mempersiapkan diri buat melaksanakan ekspedisi ke Madinah guna berziarah ke makam Rosululloh. Setiba di Madinah, Bilal tidak mampu menahan rindu dan juga kesedihannya pada Rosululloh SAW.

Kemudian tiba cucu Rosululloh Hasan dan juga Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang makin beranjak tua memeluk kedua cucu Rosululloh tersebut.

Salah satu cucu Rosululloh SAW mengatakan kepada Bilal:
"Paman, maukah engkau sekali aja mengumandangkan adzan buat kami? Kami mau mengenang kakek kami."

Umar bin Khottab yang dikala itu bagaikan Khalifah pula meminta kepada Bilal buat mengumandangkan adzan, walaupun sekali saja. Dengan perasaan berat kemudian Bilal juga penuhi permintaan itu. dikala waktu sholat tiba, ia naik pada tempat dulu biasa ia adzan pada masa Rosululloh masih hidup.

Dan mulailah ia mengumandangkan adzan. dikala lafadz Allohu Akbar dikumandangkan olehnya, tiba - tiba segala Madinah senyap, seluruh kegiatan terhenti, seluruhnya terkejut.
Suara yang telah bertahun - tahun hilang, suara yang menegaskan pada wujud Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illolloh, hingga segala isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sembari berteriak, terlebih lagi para wanita dalam pingitanpun mereka keluar mengarah ke arah suara itu berkumandang.

Dan dikala bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rosululloh, hingga madinah rusak oleh tangisan dan juga ratapan yang amat memilukan.
Semua menangis, teringat masa - masa indah berbarengan Rosululloh, Umar bin Khattab yang amat keras tangisnya. terlebih lagi Bilal seorang diri juga tidak mampu meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai.

Hari itu madinah mengenang masa dikala masih terdapat Rosululloh diantara mereka.
Hari itu merupakan adzan kesatu dan juga terakhir untuk Bilal sehabis Rosululloh wafat. Itulqh adzan Bilal yang tidak dapat dirampungkan karna tidak mampu lagi menahan kesedihan.
Subhanalloh, begitu cerita yang amat mengharukan betapa cintanya Bilal kepada Rosululloh SAW.

Sampai akupun tidak mampu menahan tangisku dikala saya membaca cerita ini. saya amat terasa kalau saya berposisi di tengah - tengah mereka yang lagi menangis karna mengenang Rosululloh SAW.

Baca Juga

Ribuan Orang Menangis Membaca Kisah ini ! Kisah Bilal dan Kumandang Adzan Terakhirnya
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan