Orangtua adalah salah satu jalan yang membuat seorang manusia bisa sukses. Menjadi langkah awal menuju sukses. Tapi banyak orang yang melupakan hal ini. Mengabaikan hal sepenting memuliakan kedua orang tuanya, mengapa demikian?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1AMb4Uwx-n4iqxA6R_YQ-FgM6tDbcDtjcDudV9y0QRBVlKb-rSqnckBbm-3bbgrBzZ6cjqke0q34Oss_ypQryy3WhvRtjfIm2T0c7OJAqPvNNl7JvCJbP_AT1uxojZ7LCapQmuJaeKt2u/s1600/o-SUCCESS-AND-MOTIVATION-facebook.jpg
Kesombongan menyarang di dalam diri seseorang, sehingga selalu menganggap bahwa dirinya tidak membutuhkan orang tuanya untuk sukses. Semata-mata beranggapan bahwa kesuksessan seorang manusia hanya akan diraih dengan kerja kerasnya saja. Hal ini merupakan sebuah kesalahan terbesar. Masih belum sadarkan kita, siapa yang selama ini ada sampai kita dewasa, bahkan orang tua selalu memikirkan anaknya di sepanjang malam. Cita-cita terbesarnya adalah hanya ingin melihat anaknya sukses. Saya yakin seorang anak merasakan hal tersebut.
Terkadang kita melupakan jasanya dengan sangat mudah, kita rela pergi meninggalkannya dalam kesunyian tanpa kabar. Melupakannya di saat sudah sukses. Bahkan telpon darinya pun tak sempat lagi untuk kau angkat. Bayangkan, di kesunyian malamnya ia selalu menunggu kabar darimu. Tapi apa hasilnya? Berkali-kali kau tidak menghiraukan telponnya. Bahkan sangat berani kau mengatakan padanya, bahwa kau sedang sibuk.
Bahkan seorang Uwais Al-Qorni, yang menggendong Ibunya dari Yaman ke Mesir untuk melaksanakan haji. Sejauh itu ia menggendong sang Ibu, namun tak sedikitpun jasanya akan terbaas. Bagaimana dengank kita yang belum mempersembahkan yang terbaik untuknya saja sudah sombong kepadanya. Bahkan dengan tega kita malah memberikan beban dosa kepadanya. Dengan membuka aurat, berpacaran dan kemaksiatan lainnya.
Mungkin hingga hari ini masih ada orang yang belum memberikan persembahan terbaiknya untuk sang Ayah dan Ibu. Setidaknya jika tak mampu persembahkan hal terbaik yang kita miliki cukuplah jangan menambah beban dosa yang harus ditanggung olehnya. Lakukanlah hal terbaik sesuai tuntunan Islam. Jika kau adalah seorang
wanita tutuplah auratmu dengan aturan syar’i. Jauhi kemaksiatan apapu itu. Sesungguhnya ridha Allah terletak pada ridho Ibumu. Maka raih ridha Ibumu untuk meraih ridha Allah. Wabil waa lidaini ikhsana, berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu.
Mungkin banyak orang yang masih mengabaikan kekuatan do’a seorang Ibu. Ketahuilah bahwa do’a Ibu itu sangat dahsyat. Do’anya makbul, jangan sampai kita menyakiti hatinya. Cintailah ia dengan sepenuh hati. Datangi Ibu dan Ayahmu. Lalu cium mereka dengan kasih sayang. Minta maaflah kepadanya dengan ketulusan dengan niat karena Allah swt.
Mintalah do’a dan restu dari kedua orang tuamu. Insya Allah ketika kedua orang tua kita ridha, maka ridha Allah akan membersamai kita.
Ada sebuah kisah seorang mahasiswi, dia ingin sekali mondok untuk menghafal Al-Qur’an. Dia sedang menjalani kuliah. Karena merasa tidak sanggup kuliah, ia meminta untuk berhenti kuliah dan lanjut di Pesantren saja. Tapi Ibunya tidak memberi izin, dan terus memberi motivasi kepada anaknya. Sehingga luluhlah hati anak ini dan memilih untuk terus lanjut kuliah. Karena dia juga percaya bahwa ridha Ibu adalah ridha Allah. Dia yakin bakal sukses dengan bekal ridha Ibunya. Dia pun melangkah pasti untuk meraih toga.
Padahal niat anaknya baik dan mulia. Ibunya tidak memberi izin. Bagaimanapun, seorang Ibu selalu mengharapkan anaknya itu punya gelar. Anaknya itu dikenal sebagai orang yang berpendidikan. Ia ingin anaknya diakui sebagai sarjana.
Hargai Ibu dan Ayah kita, cintailah mereka sepenuh hati. Karena mereka hanya memiliki satu mimpi “Melihat kamu sebagai anaknya sukses” Cuman itu. Percayalah dia hanya ingin yang terbaik untukmu. Tanpa kau minta dia untuk mendo’akanmu, pasti dia sudah terlebih dahulu mendo’akanmu tanpa pamrih.
“Ayah dan Ibu, ia adalah seorang yang memiliki cinta yang kekal dan abadi. Berlemah lembutlah kepadanya. Bertuturlah dengan sopan tanpa menyakitinya. Katakan kata-kata yang romantis untuknya. Memuliakannya adalah mengukir sebuah kesuksessan”
Ketika datang pada usia lanjut, maka sayangilah ia. Jagalah ia dengan kasih sayangmu. Rawatlah kedua orang tuamu dengan ketulusan. Jangan pernah sesekali membentaknya apa lagi menghardiknya. Ingatlah kembali bahwa, ketika kecil ia merawatmu dengan kasih sayang. Penu kelembutan. Meskipun ia lelah tak pernah sekalipun ia mengabaikan kebutuhanmu. Ia selalu sabar merawat dan menjagamu. Apakah kau lupa tentang itu? Jasa yang tak akan mampu untuk kaubalas.
(Sumber: islampos.com)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1AMb4Uwx-n4iqxA6R_YQ-FgM6tDbcDtjcDudV9y0QRBVlKb-rSqnckBbm-3bbgrBzZ6cjqke0q34Oss_ypQryy3WhvRtjfIm2T0c7OJAqPvNNl7JvCJbP_AT1uxojZ7LCapQmuJaeKt2u/s1600/o-SUCCESS-AND-MOTIVATION-facebook.jpg
Kesombongan menyarang di dalam diri seseorang, sehingga selalu menganggap bahwa dirinya tidak membutuhkan orang tuanya untuk sukses. Semata-mata beranggapan bahwa kesuksessan seorang manusia hanya akan diraih dengan kerja kerasnya saja. Hal ini merupakan sebuah kesalahan terbesar. Masih belum sadarkan kita, siapa yang selama ini ada sampai kita dewasa, bahkan orang tua selalu memikirkan anaknya di sepanjang malam. Cita-cita terbesarnya adalah hanya ingin melihat anaknya sukses. Saya yakin seorang anak merasakan hal tersebut.
Terkadang kita melupakan jasanya dengan sangat mudah, kita rela pergi meninggalkannya dalam kesunyian tanpa kabar. Melupakannya di saat sudah sukses. Bahkan telpon darinya pun tak sempat lagi untuk kau angkat. Bayangkan, di kesunyian malamnya ia selalu menunggu kabar darimu. Tapi apa hasilnya? Berkali-kali kau tidak menghiraukan telponnya. Bahkan sangat berani kau mengatakan padanya, bahwa kau sedang sibuk.
Bahkan seorang Uwais Al-Qorni, yang menggendong Ibunya dari Yaman ke Mesir untuk melaksanakan haji. Sejauh itu ia menggendong sang Ibu, namun tak sedikitpun jasanya akan terbaas. Bagaimana dengank kita yang belum mempersembahkan yang terbaik untuknya saja sudah sombong kepadanya. Bahkan dengan tega kita malah memberikan beban dosa kepadanya. Dengan membuka aurat, berpacaran dan kemaksiatan lainnya.
Mungkin hingga hari ini masih ada orang yang belum memberikan persembahan terbaiknya untuk sang Ayah dan Ibu. Setidaknya jika tak mampu persembahkan hal terbaik yang kita miliki cukuplah jangan menambah beban dosa yang harus ditanggung olehnya. Lakukanlah hal terbaik sesuai tuntunan Islam. Jika kau adalah seorang
wanita tutuplah auratmu dengan aturan syar’i. Jauhi kemaksiatan apapu itu. Sesungguhnya ridha Allah terletak pada ridho Ibumu. Maka raih ridha Ibumu untuk meraih ridha Allah. Wabil waa lidaini ikhsana, berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu.
Mungkin banyak orang yang masih mengabaikan kekuatan do’a seorang Ibu. Ketahuilah bahwa do’a Ibu itu sangat dahsyat. Do’anya makbul, jangan sampai kita menyakiti hatinya. Cintailah ia dengan sepenuh hati. Datangi Ibu dan Ayahmu. Lalu cium mereka dengan kasih sayang. Minta maaflah kepadanya dengan ketulusan dengan niat karena Allah swt.
Mintalah do’a dan restu dari kedua orang tuamu. Insya Allah ketika kedua orang tua kita ridha, maka ridha Allah akan membersamai kita.
Ada sebuah kisah seorang mahasiswi, dia ingin sekali mondok untuk menghafal Al-Qur’an. Dia sedang menjalani kuliah. Karena merasa tidak sanggup kuliah, ia meminta untuk berhenti kuliah dan lanjut di Pesantren saja. Tapi Ibunya tidak memberi izin, dan terus memberi motivasi kepada anaknya. Sehingga luluhlah hati anak ini dan memilih untuk terus lanjut kuliah. Karena dia juga percaya bahwa ridha Ibu adalah ridha Allah. Dia yakin bakal sukses dengan bekal ridha Ibunya. Dia pun melangkah pasti untuk meraih toga.
Padahal niat anaknya baik dan mulia. Ibunya tidak memberi izin. Bagaimanapun, seorang Ibu selalu mengharapkan anaknya itu punya gelar. Anaknya itu dikenal sebagai orang yang berpendidikan. Ia ingin anaknya diakui sebagai sarjana.
Hargai Ibu dan Ayah kita, cintailah mereka sepenuh hati. Karena mereka hanya memiliki satu mimpi “Melihat kamu sebagai anaknya sukses” Cuman itu. Percayalah dia hanya ingin yang terbaik untukmu. Tanpa kau minta dia untuk mendo’akanmu, pasti dia sudah terlebih dahulu mendo’akanmu tanpa pamrih.
“Ayah dan Ibu, ia adalah seorang yang memiliki cinta yang kekal dan abadi. Berlemah lembutlah kepadanya. Bertuturlah dengan sopan tanpa menyakitinya. Katakan kata-kata yang romantis untuknya. Memuliakannya adalah mengukir sebuah kesuksessan”
Ketika datang pada usia lanjut, maka sayangilah ia. Jagalah ia dengan kasih sayangmu. Rawatlah kedua orang tuamu dengan ketulusan. Jangan pernah sesekali membentaknya apa lagi menghardiknya. Ingatlah kembali bahwa, ketika kecil ia merawatmu dengan kasih sayang. Penu kelembutan. Meskipun ia lelah tak pernah sekalipun ia mengabaikan kebutuhanmu. Ia selalu sabar merawat dan menjagamu. Apakah kau lupa tentang itu? Jasa yang tak akan mampu untuk kaubalas.
(Sumber: islampos.com)
Ingin Sukses? Memuliakanlah Orangtua, Luangkan Waktu 2 Menit Untuk Baca
4/
5
Oleh
Blogger Keren