Sabtu, 14 Mei 2016

Bantulah Orang Lain, Pintu Kemudahan Terbuka Untukmu

Bantulah Orang Lain Pintu Kemudahan Terbuka Untukmu . “Orang yang hidupnya mudah, urusannya lancar, umumnya adalah orang-orang yang ringan tangan.”

Kemajuan zaman tidak identik dengan kemajuan ekonomi. Sebaliknya, banyak orang hidupnya susah akibat gagal mengikuti  tuntutan zaman yang semakin tinggi. Bayangkan, harga beras sekilo sepuluh-lima belas ribu sementara pendapatan hanya dua juta sebulan. Gaji segitu hidup dengan dua anak dan seorang istri hanya bisa untuk membeli lauk pauk bagaimana dengan kebutuhan yang lain.?

Dalam keseharian kita sering disuguhi berita tentang anak putus sekolah karena kesulitan ekonomi orang tuanya. Jangan kan untuk membayar sekolah, memenuhi kebutuhan pokok saja sering kali kesulitan. Banyak pasien rumah sakit yang ditolak berobat karena tidak memiliki biaya kesehatan memadai. Jika hal ini menimpa saudara, teman, atau tetangga, apakah kita diam seribu bahasa.?
Rasulullah saw, adalah pribadi yang sering kali hidup dalam kekurangan, tapi beliau tidak pernah segan membantu orang lain yang kesulitan. Bahkan beliau berani menanggung kesulitan orang lain dengan’menjaminkan’ dirinya. Bayangkan, Rasulullah saw, sampai berani meman, lalu bayar utang orang lain yang diutangkan atas namanya!

Suatu hari seorang laki-laki menemui Rasulullah saw untuk memohon bantuan, lalu beliau memberinya. Keesokan harinya, laki-laki itu datang lagi, rasulullah saw.juga memberinya. Keesokan harinya, datang lagi dan kembali meminta, Rasulullah saw, pun memberinya. Keesokan harinya, ia datang kembali untuk meminta-minta, Rasulullah saw. Bersabda,”AKu tidak mempunyai apa-apa
saat ini. Tapi, ambilah yang kau mau dan jadikan sebagai utangku. Kalau aku mempunyai sesuatu kelak, aku yang akan membayarnya.’’

Rasulullah saw. Bahagia jika bisa membantu menolong kesulitan sesame. Bukan menari-nari diatas penderitaan orang lain. Karena itu beliau meneladankan kepada umatnya agar menjadi pribadi yang gemar menolong. Kata beliau,” Setiap muslim adalah saudara bagi lainnya. Ia tidak menyalahkan saudaranya, tidak membiarkannya tanpa pertolongan dan tidak pula menyia-nyiakan orang  yang dalam penderitaan.”

Berbeda dengan kita yang cenderung egois dan individualis dalam menikmati kenyamanan dan kenikmatan yang diberikan Allah. Apalagi kehidupan di kota-kota besar dan metropolitan yang sarat dengan hedonism. Kalimat.”Loe, ya urusan Loe, gue yang urusan gue.” Adalah kalimat pamungkas  yang sering diucapkan kalangan egois. Asal keluarga cukup dan bahagia, kita tutup mata atas penderitaan orang lain. Saat tetangga butuh duit, anaknya sakit dan tidak memiliki biaya berobat, kita tidak acuh meski ada kemampuan untuk membantu.

Peniliti di Harvard Business School, University of British Columbia, dan University of Liege suatu kali pernah mengadakan penelitian , mereka melakukan uji coba, yaitu memberikan uang senilai RP. 200.000 kepada seseorang dan memintanya untuk dibelanjakan. Ternyata, orang tersebut mengaku bahwa ia merasa lebih bahagia saat membelikan hadiah untuk orang lain.

Jadi, keteladanan Rasulullah saw, dalam meringankan beban dan kesulitan sesame ternyata berefek positif pada kehidupan seseorang. Faktanya, dalam keseharian kita sering melihat orang yang hidupnya nyaman, urusannya lancar, dan tidak bermasalah, umumnya adalah orang-orang yang ringan tangan. Anda mungkin pernah kenal dengan orang ‘biasa’ tapi ‘luar biasa’. Hidupnya selalu mudah dan bahagia. Meski hanya seorang pekerja yang gajinya tak seberapa, tapi seolah-olah memiliki banyak kekayaan. Saat butuh selalu saja ada yang menolong. Itulah hokum keadilan Allah. Siapa saja yang peduli dengan sesama dan sedia dengan senang hati, hakikatnya ia hidup dalam jaminan pertolongan pula.



[sumber: reportaseterkini.net]

Baca Juga

Bantulah Orang Lain, Pintu Kemudahan Terbuka Untukmu
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan