Sabtu, 21 Mei 2016

Kalau Punya Nyali, Baca Kisah ini Bareng Pasanganmu!

4 tahun yang kemudian, musibah telah merenggut orang yang kukasihi, tidak tidak sering saya bingung, gimana kondisi istipsu saat ini di alam surgawi, baik - baik sajakah? pribadinya tentu amat kecewa karena telah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan juga seseorang anak yang senantiasa begitu kecil.

begitulah yang kurasakan, karena selagi ini saya terasa kalau saya telah kandas, tidak dapat penuhi keperluan jasmani dan juga rohani anakku, dan juga kandas buat jadi bapak dan juga ibu buat anakku.

pada sebuahhari, terdapat urusan berarti di tempat kerja, saya harus lekas berangkat ke kantor, anakku senantiasa tertidur. ohhh saya harus sediakan makan untuknya. karena senantiasa terdapat sisa nasi, jadi saya menggoreng telur buat pribadinya makan. sesudah memkabarhu anakku yang senantiasa mengantuk, setelah itu saya bergegas berangkat ke tempat kerja.

kedudukan ganda yang kujalani, membikin energiku sangat terkuras. sebuahhari kala saya kembali kerja saya terasa amat letih, sesudah bekerja sejauh hari. cuma sekilas saya memeluk dan juga mencium anakku, saya langsung masuk ke kamar tidur, dan juga melupakan makan malam. namun, kala saya merebahkan tubuh ke tempat tidur dengan iktikad buat tidur sejenak menghapus kepenatan, seketika saya terasa terdapat suatu yang rusak dan juga tumpah semacam cairan hangat! saya membuka selimut danâ? ¦.. di sanalah sumber “persoalan”nya â? ¦ suatu mangkuk yang rusak dengan mie praktis yang acak - acakan di seprai dan juga selimut!

ohâ? ¦tuhan! saya begitu marah, saya mengambil gantungan baju, dan juga langsung menghujani anakku yang lagi gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan - pukulan! pribadinya cuma menangis, sedikitpun tidak memohon belas kasihan, pribadinya cuma berikan uraian pendek: “ayah, tadi saya terasa lapar dan juga tidak terdapat lagi sisa nasi. tetapi bapak belum kembali, jadi saya mau memasak mie praktis. saya ingat, bapak pernah berdialog buat tidak memegang alias mengenakan kompor gas tanpa terdapat orang berusia di kurang lebih, hingga saya menyalakan mesin air minum ini dan juga mengenakan air panas buat memasak mie. satu buat bapak dan juga yang satu lagi buat aku. karena saya cemas mie”nya hendak jadi dingin, jadi saya menyimpannya di dasar selimut supaya senantiasa hangat sampai bapak kembali. tetapi saya kurang ingat buat menegaskan bapak karena saya lagi bermain dengan mainanku, saya memohon maaf, bapak â? ¦ ”
mendadak, air mata mulai mengalir di pipiku, namun, saya tidak mau anakku menyaksikan bapaknya menangis hingga saya berlari ke kamar mandi dan juga menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi buat menutupi suara tangisku. sesudah bermacam lama, saya hampiri anakku, kupeluknya dengan erat dan juga memberbagi obat kepadanya atas cedera sisa pukulan dipantatnya, kemudian saya membujuknya buat tidur. setelah itu saya mensterilkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur. kala seluruhnya telah berakhir dan juga melalui tengah malam, saya lewat kamar anakku, dan juga menyaksikan anakku senantiasa menangis, bukan karena kerasa sakit di pantatnya, tetapi karena pribadinya lagi menyaksikan gambar ibu yang dikasihinya.
satu tahun lalu semenjak peristiwa itu, saya berupaya, dalam periode ini, buat memusatkan atensi dengan memberinya kasih sayang seseorang bapak dan juga pula kasih sayang seseorang bunda, dan juga mencermati seluruh keperluannya. tanpa merasa, anakku telah berumur 7 tahun, dan juga hendak lulus dari halaman anak - anak. untungnya, insiden yang terjalin tidak meninggalkan kenangan kurang baik di masa kecilnya dan juga pribadinya telah berkembang berusia dengan tersanjung. namun, belum lama, saya telah memukul anakku lagi, aku sangat rugi. guru halaman kanak - kanaknya terbuktigilku dan juga mengumumkan kalau anak aku absen dari sekolah. saya kembali kerumah lebih dini dari kantor, saya berharap pribadinya dapat mangulas. tetapi dia tidak terdapat dirumah, saya berangkat mencari di kurang lebih rumah kami, terbuktiil - manggil namanya dan juga kesimpulannya menciptakan pribadinya di suatu toko perlengkapan tulis, lagi bermain pc permainan dengan gembira. saya marah, membawanya kembali dan juga menghujaninya dengan pukulan - pukulan. pribadinya diam aja kemudian mengatakan, “aku memohon maaf, ayah”.
selang bermacam lama saya selidiki, tampaknya dia absen dari jadwal “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang menggambarkan siswa dengan ibunya. dan juga seperti itu alasan ketidakhadirannya karena dia tidak memiliki bunda.

kemarin hari sesudah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku kembali ke rumah memkabarhuku, kalau disekolahnya mulai dianjurkan bimbingan membaca dan juga menuliskan. semenjak dikala itu, anakku lebih tidak sedikit mengurung diri di kamarnya buat berlatih menuliskan, saya percaya , apabila istipsu senantiasa terdapat dan juga menontonnya dia hendak terasa bangga, tentu aja pribadinya membikin aku bangga pula!
waktu lalu dengan begitu kilat, satu tahun telah melalui. tetapi astaga, anakku membikin perkara lagi. kala saya lagi menyelasaikan pekerjaan di hari - hari terkini kerja, seketika kantor pos menelpon. karena pengiriman tulisan lagi hadapi puncaknya, tukang pos pula lagi sibuk - sibuknya, atmosfer hati mereka juga jadi tidak lebih keren.

mereka menelponku dengan marah - marah, buat memkabarhu kalau anakku telah mengirim bermacam tulisan tanpa alamat. mesikipun saya telah berjanji buat tidak pernah memukul anakku lagi, namun saya tidak dapat menahan diri buat tidak memukulnya lagi, karena saya terasa kalau anak ini telah sangat keterlaluan. tetapi sekali lagi, semacam sebelumnya, pribadinya memohon maaf : “maaf, ayah”. tidak terdapat ekstra satu kata juga buat mangulas dalihnya melaksanakan itu. sesudah itu aku berangkat ke kantor pos buat mengambil surat - surat tanpa alamat tersebut kemudian kembali. sesampai di rumah, dengan marah saya mendesak anakku ke aspek mempertanyakan kepadanya, lakukanan konyol terlebih ini? apa yang terdapat dikepalanya? jawabannya, di tengah isak - tangisnya, menggambarkan : “surat - surat itu buat ibuâ? ¦.. ”. seketika mataku berkaca - kaca. â? ¦. tetapi saya berupaya mengatur emosi dan juga terus menjadi bertanya kepadanya: “tapi mengapa kamu memposkan begitu tidak sedikit surat - surat, pada waktu yg sama? ” jawaban anakku itu : “aku telah menuliskan tulisan buat ibu buat waktu yang lama, tetapi tiap kali saya ingin menjangkau kotak pos itu, sangat besar bagiku, jadi saya tidak dapat memposkan surat - suratku. tetapi baru - baru ini, kala saya berulang ke kotak pos, saya dapat menggapai kotak itu dan juga saya mengirimkannya sekaligus”. sesudah mendengar penjelasannya ini, saya ketiadaan perkata, saya bimbang, tidak ketahui apa yang harus saya jalani, dan juga apa yang harus saya katakan.

saya bilang pada anakku, “nak, ibu telah berposisi di surga, jadi buat berikutnya, apabila kamu bakal menuliskan suatu buat bunda, cukup dengan membakar tulisan tersebut hingga tulisan hendak sampai terhadap mommy. sesudah mendengar aspek ini, anakku jadi lebih tenang, dan juga lekas sesudah itu, dia dapat tidur dengan nyenyak. saya berjanji hendak membakar surat - surat atas namanya, jadi aku mengangkut surat - surat tersebut ke luar, tapiâ? ¦. saya jadi penasaran buat tidak membuka tulisan tersebut saat sebelum mereka berbeda jadi abu. dan juga salah satu dari isi surat - suratnya membikin hati aku sirna “ibu sayang”, saya amat merindukanmu! kali ini, terdapat suatu jadwal “pertunjukan bakat” di sekolah, dan juga mengajak seluruh ibu buat muncul di pertunjukan tersebut. tetapi kamu tidak terdapat, jadi saya tidak mau menghadirinya pula. saya tidak memkabarhu bapak menimpa aspek ini karena saya cemas bapak hendak mulai menangis dan juga merindukanmu lagi.

dikala itu buat menyembunyikan kekecewaan, saya duduk di depan pc dan juga mulai bermain permainan di salah satu toko. bapak keliling - keliling mencariku, sesudah menemukanku bapak marah, dan juga saya cuma dapat diam, bapak memukul saya, namun saya tidak menggambarkan alasan yang sesungguhnya. bunda, tiap hari saya menyaksikan bapak merindukanmu, tiap kali pribadinya teringat padamu, dia begitu kecewa dan juga tidak tidak sering bersembunyi dan juga menangis di kamarnya. saya pikir kami berdua sangat amat merindukanmu. sangat berat buat kami berdua. tetapi bu, saya mulai melupakan wajahmu. bisakah ibu mencuat dalam mimpiku jadi saya dapat menyaksikan wajahmu dan juga ingat kalian? kawanku bilang apabila kau tertidur dengan gambar orang yang kamu rindukan, hingga kamu hendak menyaksikan orang tersebut dalam mimpimu. tetapi bunda, kenapa engkau tidak pernah mencuat ?

sesudah membaca tulisan itu, tangisku tidak dapat menyudahi karena saya tidak pernah dapat mengambil alih kesenjangan yang tidak dapat digantikan sejak ditinggalkan oleh istipsu

note : buat para suami dan juga pria, yang telah dianugerahi seseorang istri/pendamping yang baik, yang penuh kasih terhadap anak - anakmu teratur berterima - kasihlah tiap hari pada istrimu. pribadinya telah rela menghabiskan sisa usianya buat menemani nasibmu, membantu kamu, mendukungmu, memanjakanmu dan juga teratur setia menantikanmu, melindungi dan juga mencintai dirimu dan juga anak - anakmu.
hargailah keberadaannya, kasihilah dan juga cintailah pribadinya sejauh nasibmu dengan seluruh ketidak lebihan dan juga kelebihannya, karena apabila engkau telah ketiadaan ia, tidak terdapat emas permata, intan berlian yang dapat menggantikannya.



(sumber: sebarkanlah.com)

Baca Juga

Kalau Punya Nyali, Baca Kisah ini Bareng Pasanganmu!
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan