Senin, 20 Juni 2016

Istriku Sarjana, & Jadi Ibu Rumah Tangga. Ada Yang Salah

aku kerap ditanya oleh sebagian sahabat menimpa pekerjaan istri. alhamdulillah aku senantiasa bangga menyebut pekerjaannya bagaikan seseorang bunda rumah tangga. ya, istri aku memanglah seseorang sarjana, tetapi atas kemauannya seorang diri dan juga bermacam pertimbangan yang insyaallah lebih banyak khasiatnya kesimpulannya kami berdua putuskan biar ia senantiasa berposisi di rumah dan juga seluruhnya jadi bunda rumah tangga.

sebagian orang benar sering - kali menyayangkan. tetapi ini sudah jadi keputusan berbarengan yang insyaallah lebih berguna untuk keluarga kecil kami. waktu lalu, tahun berjalan nyatanya bagi aku jadi bunda rumah tangga tidak semudah yang kita “para lelaki” bayangkan.

apakah terdapat yang masih berpikir kalau jadi bunda rumah tangga merupakan pekerjaan yang sepele? terdapatkah yang masih menyepelehkan kalau jadi bunda rumah tangga merupakan pekerjaan gampang, dan juga tidak lebih susah dibanding perempuan yang dapat bekerja dan juga mencari duit?

tolong sekali lagi bila kita masih memiliki benak serupa itu lekas buang jauh - jauh. bekerja itu cumalah suatu sebutan. bekerja bukan cuma berkaitan dengan upaya mencari nafkah. bila bekerja dikonotasikan dengan mencari nafkah, bukankah mencari nafkah itu seorang diri dalam rumah tangga merupakan tugas seseorang laki - laki ataupun suami?

bila dibanding jadi seseorang bunda rumah tangga, malah mempunyai banyak kesusahan dan juga tantangan tertentu. bunda rumah tangga memiliki catatan pekerjaan yang tidak kunjung habis. bahwa boleh meminjam sebutan mulai dari pekerjaan di dapur (memasak) , di sumur (cuci, setrika) , di kasur (melayani suami) itu seluruh dicoba seorang diri tanpa sempat meringik ataupun mengharap imbalan. bunda rumah tangga pula wajib dapat jadi guru untuk anak mereka, jadi manager buat mengendalikan keuangan keluarga, jadi chef buat makan keluarga, dan juga bermacam profesi yang sekalian dapat dikerjakan seseorang bunda rumah tangga.

tetapi sejatinya tidak hanya itu aja pekerjaan bunda rumah tangga. terlebih lagi bahwa kamu ingin merinci pekerjaan bunda rumah tangga tidak hendak sempat habis dan juga tuntas. ga cukup 24 jam terlebih lagi lebih dari 36 jam. dari mulai bangun pagi sampai tidur malam seseorang bunda rumah tangga disibukkan dengan urusan - urusan rumah tangga. terlebih lagi tidak tidak sering buat urusan mereka seorang diri malah terabaikan.

sudah waktunya kita menyudahi berpikir kalau bunda rumah tangga itu bukan suatu pekerjaan. bunda rumah tangga itu merupakan opsi suatu profesi dalam kehidupan. terlebih lagi di ktp juga bunda rumah tangga dimasukkan ke dalam kriteria pekerjaan.

bagaikan profesi, pekerjaan bunda rumah tangga itu berkantornya malah di banyak tempat, dari rumah, pasar, sekolah anak dan juga tempat - tempat yang terpaut profesi bunda rumah tangga. tantangan jadi bunda rumah tangga amat berat, gimana dia sanggup melayani kanak - kanak dan juga suami, gimana dia wajib dapat ikhlas dan juga bersyukur hendak keadaan mereka, karna perihal demikianlah yang mampu menghasilkan kebahagiaan hakiki dalam berumah tangga.

balasan dari pekerjaan bagaikan bunda rumah tangga tidaklah duit cash serupa yang didapatkan perempuan pekerja kantoran. tetapi bagaikan bunda rumah tangga penghasilannya berbentuk hasil dari darma baktinya untuk keluarga. kebahagian keluarga, kedamaian, kenyamanan, mampu memandang suami betah dirumah dan juga melihat perkembangan anak mereka dari waktu ke waktu. aku kira itu merupakan pemasukan yang tidak hendak dapat dinilai dengan duit.

jadi ingin jadi perempuan yang bekerja maupun bunda rumah tangga. seluruhnya merupakan sama derajatnya. keduanya merupakan wujud perempuan hebat yang mempunyai opsi hidupnya tiap - tiap. jadi jangan sempat menyepelehkan perempuan maupun sarjana yang lebih memilah jadi bunda rumah tangga. karna sekali lagi pekerjaan ini bukanlah gampang dan juga perlu banyak kerasa syukur, tabah dan juga ikhlas biar memperoleh kebahagiaan suami istri yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

ingat dan juga jangan sempat menyesal kamu bersekolah besar (d3, s1, s2 terlebih lagi s3) tetapi pada kesimpulannya jadi bunda rumah tangga. jadi bunda bukanlah gampang, sampai - sampai tarbiyah sangat berarti. ketahui mengapa jepang jadi negeri amat maju? karna perempuan disitu rata - rata berpendidikan besar dan juga bangga jadi bunda rumah tangga.

beruntunglah kamu para laki - laki (suami) yang mempunyai istri seseorang sarjana dan juga memilah mereka buat melayani kamu seluruhnya jadi bunda rumah tangga. karna banyak perempuan wajib “terpaksa” bekerja karna mau menolong suami mencari nafkah demi keberlangsungan kehidupan keluarga mereka.

sekali lagi salut untuk perempuan yang memilah bekerja di kantoran tetapi tidak sempat meninggalkan kewajibannya bagaikan bunda rumah tangga. respek untuk para perempuan yang tulus ikhlas mengabdikan hidup mereka buat jadi bunda rumah tangga. percayalah anak dan juga suami kamu hendak amat bangga dilayani dan juga dibesarkan oleh seseorang bunda sarjana.

salam, dokter. wahyu triasmara




(sumber: muslimahzone. com)

Baca Juga

Istriku Sarjana, & Jadi Ibu Rumah Tangga. Ada Yang Salah
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan