Alquran Tidak Suka Orang yang Menawar Barang Terlalu Sadis, Inilah Akibatnya
alquran melarang menawar
untuk wanita, menawar benda dengan harga murah lazimnya senantiasa dibanggakan. tetapi, taukah bila menawar harga kepada orang dagang dengan harga yang tidak masuk ide malah jadi perbuatan yang semena - mena.
terdapat suatu contoh cerita seseorang istri yang membanggakan kelihaiannya buat menawar benda. tetapi kali ini, suami marah besar kala si istri dapat menawar harga yang amat murah. mengapa? ini kisahnya:
bagaikan istri aku tentu mau disayang suami. belajar masak, giat bersih - bersih rumah, berlaku lembut penuh cinta kepada suami, dan juga berupaya hemat dalam pemakaian duit belanja supaya diucap istri pintar dan juga yang tersayang.
tiap kali belanja kemanapun, aku tentu ngotot berupaya menawar dagangan dengan harga semurah bisa jadi. diskon seribu 2 ribu aku kejar, sementara itu tenaga yang dikeluarkan buat tawar - menawar panjang dapat lebih dari itu.
tetapi demi disayang suami, aku tetep ngotot. tidak tidak sering suami yang mengantar mulai tidak tabah dan juga geleng - geleng kepala. aku sih cuek aja, istri pelitnya ini senantiasa beralasan sama, kan supaya hemat.
sesuatu sore sehabis letih keliling pasar, di ekspedisi mengarah parkiran mobil seseorang orang dagang tumbuhan bunga yang berumur sepuh menawarkan dagangannya:
orang dagang: “neng, beli neng dagangan ayah, bibit bunga mawar 5 pot hanya 25. 000 per pot”
inginnya aku cuek, tetapi seketika teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong, wah murah nih pikir aku, hanya 25. 000/pot, tetapi ah tentu dapat ditawar.
aku: “ah mahal banget pak 25. 000, udah 10. 000 per pot, ” dengan style cuek aku menawar sadis.
orang dagang : “jangan neng, ini bibit bagus. ayah jual udah murah, 15. 000 saja gimana neng ayah udah sore ingin kembali ".
aku ragu sejenak, benar murah sih. di toko, bibit bunga mawar amat tidak 45. 000 harga per pot. tetapi bukan aku dong bahwa tidak berjuang.
aku: “halaaah udah pak, 10. 000 ribu saja bahwa gak diberikan ya gak apa - apa, ” aku berlagak bakal berangkat.
orang dagang : “eh neng…, ” ia ragu sejenak dan juga menghela napas. “ya sudah neng gak apa - apa 10. 000, tetapi neng ambil seluruhnya ya, ayah ingin kembali udah sore. ”
aku: (aku bersorak dalam hati. yeee…menang) “oke, jadi 50. 000 ribu ya utk 5 pot. bawain sekaligus yaaa.. ke mobil aku, tuh yang di ujung parkiran. ”
aku juga melenggang berangkat menyusul suami yang sudah duluan. sang orang dagang menjajaki di balik. sesampainya di parkiran, sang orang dagang menolong menyimpan pot - pot tadi ke dalam mobil, aku membayar 50. 000 kemudian sang orang dagang tadi berangkat.
kemudian terjadilah obrolan berikut dengan suami,
aku: “bagus kan yaaang, saya dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah. ”
suami: “oohh.. berapa kalian bayar ? ”
aku: “50 ribu. ”
suami: “hah…! ! ! itu seluruh 5 pot ? ” ia kaget
aku: “iya dong… hebat kan saya nawarnya ?
tadi ia nawarinnya 25. 000 1 pot ".
aku tersenyum lebar dan juga bangga.
suami: “gila kalian, sadis sangat. pokoknya saya gak ingin ketahui. kalian susul itu sang orang dagang itu saat ini, kalian bayar ia 125. 000 tambah upah bawain ke mobil 25. 000 lagi. nih, kalian kejar kalian kasi ia 150. 000 ! ! ! ”
suami membentak keras dan juga marah, aku kaget dan juga bimbang.
aku: “tapi…kenapa.. ? ”
suami: (kian kencang ngomongnya) “cepetan susul situ, tunggu apa lagi ! ! !. ”
tidak mau dibentak lagi, aku langsung turun dari mobil dan juga berlari mengejar sang orang dagang tua. aku amati ia bakal naik angkot di pinggir jalur.
aku: “pak……tunggu pak…”
paman : “eh, neng mengapa? ”
aku: “pak, ini duit 150. 000 pak dari suami aku katanya buat ayah, ayah terima ya, aku gak ingin dibentak suami, aku cemas. ”
orang dagang: “lho, neng kan tadi udah bayar 50. 000, bener kok uangnya, ” sang orang dagang keheranan.
aku: “udah pak terima saja. ini dari suami aku. katanya harga bunga ayah pantesnya dihargain segini ".
sembari aku serahkan duit 150. 000 ke tangannya.
orang dagang (seketika menangis dan juga mengatakan) : “ya allah… makasih banyak neng… ini jawaban doa ayah dari pagi, seharian dagangan ayah gak terdapat yang beli, yang noleh juga tidak terdapat. anak istri ayah lagi sakit di rumah gak terdapat duit buat berobat. cocok neng nawar ayah pikir gak apa - apa harga segitu asal terdapat duit buat beli beras saja buat makan. ini ayah ingin buru - buru kembali kasian mereka nunggu. makasih ya neng… suami neng orang baik. neng pula baik jadi istri nurut sama suami, alhamdulillah yaaa allah.. . neng maaf, ayah ingin buru buru pulang…, ” dan juga sang ayah juga lalu.
aku: (speechless dan juga berulang ke mobil).
sejauh ekspedisi aku diam dan juga menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah bisa jadi cuma karna kita pelit. berapa banyak usaha sang ayah hingga bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh aku.
semenjak itu, aku berbeda dan juga tidak sempat lagi menawar sadis kepada orang dagang kecil manapun. yakin aja kalau rejeki sudah diatur oleh tuhan.
ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat buat kita yang kadangkala tidak adil dalam memperlakukan teman semena - mena. mudah - mudahan tidak terjalin pada kamu.. . . . bila itu terjalin, mampu jadi olahan pertimbangan.
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
" dan juga barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran pribadinya, hingga mereka seperti itu orang - orang yang beruntung " (at - taghobun: 11)
[sumber: cerminan.com]
terdapat suatu contoh cerita seseorang istri yang membanggakan kelihaiannya buat menawar benda. tetapi kali ini, suami marah besar kala si istri dapat menawar harga yang amat murah. mengapa? ini kisahnya:
bagaikan istri aku tentu mau disayang suami. belajar masak, giat bersih - bersih rumah, berlaku lembut penuh cinta kepada suami, dan juga berupaya hemat dalam pemakaian duit belanja supaya diucap istri pintar dan juga yang tersayang.
tiap kali belanja kemanapun, aku tentu ngotot berupaya menawar dagangan dengan harga semurah bisa jadi. diskon seribu 2 ribu aku kejar, sementara itu tenaga yang dikeluarkan buat tawar - menawar panjang dapat lebih dari itu.
tetapi demi disayang suami, aku tetep ngotot. tidak tidak sering suami yang mengantar mulai tidak tabah dan juga geleng - geleng kepala. aku sih cuek aja, istri pelitnya ini senantiasa beralasan sama, kan supaya hemat.
sesuatu sore sehabis letih keliling pasar, di ekspedisi mengarah parkiran mobil seseorang orang dagang tumbuhan bunga yang berumur sepuh menawarkan dagangannya:
orang dagang: “neng, beli neng dagangan ayah, bibit bunga mawar 5 pot hanya 25. 000 per pot”
inginnya aku cuek, tetapi seketika teringat pekarangan mungil di rumah yang kosong, wah murah nih pikir aku, hanya 25. 000/pot, tetapi ah tentu dapat ditawar.
aku: “ah mahal banget pak 25. 000, udah 10. 000 per pot, ” dengan style cuek aku menawar sadis.
orang dagang : “jangan neng, ini bibit bagus. ayah jual udah murah, 15. 000 saja gimana neng ayah udah sore ingin kembali ".
aku ragu sejenak, benar murah sih. di toko, bibit bunga mawar amat tidak 45. 000 harga per pot. tetapi bukan aku dong bahwa tidak berjuang.
aku: “halaaah udah pak, 10. 000 ribu saja bahwa gak diberikan ya gak apa - apa, ” aku berlagak bakal berangkat.
orang dagang : “eh neng…, ” ia ragu sejenak dan juga menghela napas. “ya sudah neng gak apa - apa 10. 000, tetapi neng ambil seluruhnya ya, ayah ingin kembali udah sore. ”
aku: (aku bersorak dalam hati. yeee…menang) “oke, jadi 50. 000 ribu ya utk 5 pot. bawain sekaligus yaaa.. ke mobil aku, tuh yang di ujung parkiran. ”
aku juga melenggang berangkat menyusul suami yang sudah duluan. sang orang dagang menjajaki di balik. sesampainya di parkiran, sang orang dagang menolong menyimpan pot - pot tadi ke dalam mobil, aku membayar 50. 000 kemudian sang orang dagang tadi berangkat.
kemudian terjadilah obrolan berikut dengan suami,
aku: “bagus kan yaaang, saya dapet 5 pot bibit bunga mawar harga murah. ”
suami: “oohh.. berapa kalian bayar ? ”
aku: “50 ribu. ”
suami: “hah…! ! ! itu seluruh 5 pot ? ” ia kaget
aku: “iya dong… hebat kan saya nawarnya ?
tadi ia nawarinnya 25. 000 1 pot ".
aku tersenyum lebar dan juga bangga.
suami: “gila kalian, sadis sangat. pokoknya saya gak ingin ketahui. kalian susul itu sang orang dagang itu saat ini, kalian bayar ia 125. 000 tambah upah bawain ke mobil 25. 000 lagi. nih, kalian kejar kalian kasi ia 150. 000 ! ! ! ”
suami membentak keras dan juga marah, aku kaget dan juga bimbang.
aku: “tapi…kenapa.. ? ”
suami: (kian kencang ngomongnya) “cepetan susul situ, tunggu apa lagi ! ! !. ”
tidak mau dibentak lagi, aku langsung turun dari mobil dan juga berlari mengejar sang orang dagang tua. aku amati ia bakal naik angkot di pinggir jalur.
aku: “pak……tunggu pak…”
paman : “eh, neng mengapa? ”
aku: “pak, ini duit 150. 000 pak dari suami aku katanya buat ayah, ayah terima ya, aku gak ingin dibentak suami, aku cemas. ”
orang dagang: “lho, neng kan tadi udah bayar 50. 000, bener kok uangnya, ” sang orang dagang keheranan.
aku: “udah pak terima saja. ini dari suami aku. katanya harga bunga ayah pantesnya dihargain segini ".
sembari aku serahkan duit 150. 000 ke tangannya.
orang dagang (seketika menangis dan juga mengatakan) : “ya allah… makasih banyak neng… ini jawaban doa ayah dari pagi, seharian dagangan ayah gak terdapat yang beli, yang noleh juga tidak terdapat. anak istri ayah lagi sakit di rumah gak terdapat duit buat berobat. cocok neng nawar ayah pikir gak apa - apa harga segitu asal terdapat duit buat beli beras saja buat makan. ini ayah ingin buru - buru kembali kasian mereka nunggu. makasih ya neng… suami neng orang baik. neng pula baik jadi istri nurut sama suami, alhamdulillah yaaa allah.. . neng maaf, ayah ingin buru buru pulang…, ” dan juga sang ayah juga lalu.
aku: (speechless dan juga berulang ke mobil).
sejauh ekspedisi aku diam dan juga menangis, benar kata suami, tidak pantas menghargai jerih payah orang dengan harga semurah bisa jadi cuma karna kita pelit. berapa banyak usaha sang ayah hingga bibit itu siap dijual, tidak terpikirkan oleh aku.
semenjak itu, aku berbeda dan juga tidak sempat lagi menawar sadis kepada orang dagang kecil manapun. yakin aja kalau rejeki sudah diatur oleh tuhan.
ribuan orang menangis membaca cerita ini, pengingat buat kita yang kadangkala tidak adil dalam memperlakukan teman semena - mena. mudah - mudahan tidak terjalin pada kamu.. . . . bila itu terjalin, mampu jadi olahan pertimbangan.
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
" dan juga barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran pribadinya, hingga mereka seperti itu orang - orang yang beruntung " (at - taghobun: 11)
[sumber: cerminan.com]