Man jadda wajada. Siapa yang
bersungguh-sungguh, dia akan berhasil. Kiranya ungkapan ini banyak
menemukan bukti pada pelaksanaan ibadah haji. Meskipun hidupnya
sederhana, mereka yang telah berniat dan berusaha bersungguh-sungguh
untuk menunaikan ibadah haji, akhirnya bisa menunaikan rukun Islam yang
kelima ini.
1. Pasutri penjual gorengan, menabung 20 tahun
Orang-orang kaya yang belum mendaftar
naik haji seharusnya malu dengan pasangan suami istri ini. Seneman (70)
dan Juni (60) akhirnya bisa berangkat ke tanah suci setelah menabung
selama 20 tahun.
Warga Kelurahan Mangli Krajan, Kecamatan
Kaliwates, Jember, Jawa Timur ini menyisihkan Rp 1000 atau Rp 2.000
dari pendapatannya setiap hari khusus demi naik haji. Setelah terkumpul
cukup banyak kemudian mereka membawanya ke bank untuk dimasukkan
tabungan haji. Demikian mereka lakukan terus menerus tabungan seperti
itu selama 20 tahun.
Selain itu, Seneman dan Juni juga
menyisihkan sebagian pendapatan berjualan gorengan tersebut untuk ikut
arisan. Dari uang arisan itu mereka kemudian bisa melunasi biaya naik
haji untuk berdua yang besar ongkos naik haji (ONH)-nya mencapai total
Rp 80 juta.
Juni mengungkapkan, dirinya sangat
bersyukur kepada Allah karena impian naik haji bersama suaminya kini
terwujud. Sebenarnya, mereka akan masuk dalam daftar jamaah haji tahun
lalu. Namun karena ada pengurangan kuota, haji mereka ditunda tahun ini.
“Alhamdulillah…” kata Juni.
2. Pencari rumput, menabung 10 tahun
Kisah
Achmad Sukarto, warga Sidoarjo, tak kalah mengharukan. Kesungguhannya
untuk menunaikan ibadah haji patut ditiru oleh seluruh muslim.
Pria berusia 62 tahun yang sehari-hari
bekerja sebagai pencari rumput ini akhirnya bisa berangkat haji tahun
ini setelah menabung selama 10 tahun. Awalnya, Sukarto menganggap naik
haji adalah hal yang tak mungkin baginya. Sebab kondisi perekonomiannya
yang jauh dari kaya. Sukarto hanya mencari rumput. Sedangkan sapinya
milik orang lain. Bukan miliknya sendiri.
Niat naik haji muncul ketika pada tahun
2003 ada orang yang menitipkan seekor sapi kepadanya. Sukarto yang
memelihara dan mencarikan rumput untuk sapi tersebut. Dua tahun
kemudian, Sukarto mendapatkan bagi hasil sebesar Rp 5 juta.
Rp 5 juta adalah uang yang sangat banyak
bagi Sukarto. Ia bingung uang itu mau diapakan. Ia pun bertanya pada
anaknya yang kemudian menyarankan untuk ditabung guna menunaikan ibadah
haji.
Setelah membuka tabungan haji, Sukarto
lebih serius bekerja agar bisa melunasinya dan bisa berangkat ke tanah
suci. Ia lebih giat mencari rumput. Ia mencari rumput lebih banyak dari
biasanya. Selain untuk sapi titipan orang, ia juga mencari rumput untuk
ia jual. Sehari ia bisa mendapatkan Rp 15.000 hingga Rp 75.000.
“Kalau untuk makan sehari-hari istri saya jualan rujak ulek,” kata Sukarto seperti dikutip Detik.
Dengan izin Allah, usaha keras Sukarto berhasil. Akhirnya ia bisa berangkat haji tahun ini setelah menabung selama 10 tahun.
3. Jamaah haji termuda, menabung sejak SD
Ilham menjadi salah satu jamaah haji termuda tahun ini. Remaja berusia 18 tahun ini masih duduk di kelas 12 SMAN 6 Surabaya.
Dengan kesadaran sendiri, Ilham mulai
menabung sejak kelas 6 SD. Lulus dari SDIT Al Uswah, Ilham meneruskan ke
SMPIT Al Uswah. Sejak saat itu, ia mencari uang sendiri untuk bisa naik
haji. Mulai dari jualan pulsa, aksesoris, hingga mendirikan distro
kecil-kecilan.
Usahanya semakin meningkat ketika ia
duduk di bangku SMA. Dan akhirnya kini Ilham bisa berangkat naik haji.
Kisah Ilham pun menghiasi halaman Metropolis Jawa Pos.
3 Kisah Jamaah Haji Paling Menyentuh Tahun 2015, Subhanallah!!!
4/
5
Oleh
Unknown