SEBAGIAN pengurus masjid terdapat yang mengusir kanak - kanak dengan sebab menggangu orang solat, apa hukumnya?
Cara nabi berhubungan dengan kanak - kanak di masjid dikala solat amat berubah jauh dengan realitas yang dicoba oleh sebahagian oknum muslim terhadap kanak - kanak yang suka bermain di masjid.
Berikut kami sampaikan sebagian permasalahan penindakan yang dicoba oleh Rasulullah pada kanak - kanak di masjid, supaya kita mampu meneladani baginda Nabi saw.:
1. teman Nabi yang bernama Syaddad ra. meriwayatkan, kalau Rasulullah tiba – ke masjid - ingin solat Isya ataupun Zuhur ataupun Asar sembari bawa - salah satu cucunya - Hasan ataupun Husein, kemudian Nabi maju kedepan buat mengimami solat dan juga meletakkan cucunya di sampingnya, setelah itu nabi mengangkut takbiratul ihram memukai solat. Pada dikala sujud, Nabi sujudnya amat lama dan juga tidak biasanya, hingga aku diam - diam mengangkut kepala aku buat memandang apa gerangan yang terjadi, dan juga benar saja, aku memandang cucu nabi lagi menunggangi balik nabi yang lagi bersujud, sehabis memandang peristiwa itu aku berulang sujud berbarengan makmum lainnya. kala tuntas solat, orang - orang padat jadwal bertanya,
“Wahai Rasulullah, baginda sujud amat lama sekali tadi, sampai - sampai kami pernah mengira telah terjalin apa - apa ataupun baginda lagi menerima wahyu.” Rasulullah menjawab, “Tidak, tidak, tidak terjalin apa - apa, hanya tadi cucuku mengendaraiku, dan juga aku tidak ingin memburu - burunya hingga ia menuntaskan mainnya dengan sendirinya”. (H.R. Nasa’i dan juga Hakim)
عن شداد رضي الله عنه قال: خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم في إحدى صلاتي العشي الظهر أو العصر وهو حامل حسناً أو حسيناً، فتقدم النبي صلى الله عليه وسلم فوضعه عند قدمه ثم كبر للصلاة، فصلى، فسجد سجدة أطالها!! قال: فرفعت رأسي من بين الناس، فإذا الصبي على ظهر رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو ساجد! فرجعت إلى سجودي، فلما قضى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصلاة، قال الناس: يا رسول الله إنك سجدت سجدة أطلتها حتى ظننا أنه قد حدث أمر أو أنه يوحى إليك؟ قال: “كل ذلك لم يكن، ولكن ابني ارتحلني، فكرهت أن أعجله حتى يقضي حاجته” (رواه النسائي والحاكم وصححه ووافقه الذهبي)
2. Abdullah Bin Buraidah meriwayatkan dari ayahandanya: Rasulullah lagi berkhutbah - di mimbar masjid - kemudian - kedua cucunya - Hasan dan juga Husein tiba - bermain - main ke masjid - dengan memakai kemeja kembar merah dan juga berjalan dengan sempoyongan jatuh bangun - karna benar masih bayi - , kemudian Rasulullah turun dari mimbar masjid dan juga mengambil kedua cucunya itu dan juga membawanya naik ke mimbar kembali, kemudian Rasulullah berkata, “Maha Benar Allah, kalau harta dan juga kanak - kanak itu merupakan fitnah, bahwa sudah memandang kedua cucuku ini saya tidak dapat sabar.” kemudian Rasulullah berulang melanjutkan khutbahnya. (H.R Abu Daud)
وعن عبد الله بن بريدة عن أبيه رضي الله عنه قال: خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأقبل الحسن والحسين رضي الله عنهما عليهما قميصان أحمران يعثران ويقومان، فنزل فأخذهما فصعد بهما المنبر، ثم قال: “صدق الله، إنما أموالكم وأولادكم فتنة، رأيت هذين فلم أصبر”، ثم أخذ في الخطبة (رواه أبو داود).
3. Dalam Hadis lain diceritakan, kalau Rasulullah solat, dan juga apabila dia sujud hingga Hasan dan juga Husein bermain menaiki balik Rasulullah. Lalu, bila terdapat sahabat - sahabat yang mau melarang Hasan - Husein hingga Rasulullah berikan isyarat buat membiarkannya, dan juga apabila sehabis tuntas solat rasulullah memangku kedua cucunya itu. (H.R. Ibnu Khuzaimah)
وفي حديث آخر: كان الرسول صلى الله عليه وسلم يصلي، فإذا سجد وثب الحسن والحسين على ظهره، فإذا منعوهما أشار إليهم أن دعوهما، فلما قضى الصلاة وضعهما في حجره (رواه ابن خزيمة في صحيحه).
4. Abu Qatadah ra. mengatakan: “Saya memandang Rasulullah saw memikul cucu perempuannya yang bernama Umamah putrinya Zainab di pundaknya, apabila dia solat hingga pada dikala rukuk Rasulullah meletakkan Umamah di lantai dan juga apabila sudah berulang berdiri dari sujud hingga Rasulullah berulang memikul Umamah.” (H.R. Bukhari dan juga Muslim)
وقال أبو قتادة رضي الله عنه: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وأمامة بنت العاص - ابنة زينب بنت الرسول صلى الله عليه وسلم - على عاتقه، فإذا ركع وضعها وإذا رفع من السجود أعادها (رواه البخاري ومسلم).
5. Pada Riwayat Lain Dari Abu Qatadah, berkata “……… pada dikala rukuk Rasulullah meletakkan Umamah di lantai dan juga apabila sudah berulang berdiri dari sujud hingga Rasulullah berulang memikul Umamah. dan juga Rasulullah terus melaksanakan perihal itu pada tiap rakaatnya hingga beliu tuntas solat.” (H.R.Nasa’i)
وفي رواية أخرى عن أبي قتادة رضي الله عنه قال: بينما نحن جلوس في المسجد إذ خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم يحمل أمامة بنت أبي العاص بن الربيع - وأمها زينب بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم - وهي صبية يحملها، فصلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهي على عاتقه يضعها إذا ركع ويعيدها إذا قام، حتى قضى صلاته يفعل ذلك بها (رواه النسائي).
6. Dalam hadis yang lain Rasulullah berkata, “Kalau lagi solat, sering - kali aku mau solatnya agak panjangan, tetapi bahwa sudah mencermati tangis anak kecil - yang dibawa ibunya ke masjid - hingga sayapun menyingkat solat saya, karna aku tau betapa ibunya tidak lezat hati dengan tangisan anaknya itu.” (H.R. Bukhari dan juga Muslim)
وفي حديث آخر: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إني لأدخل في الصلاة وأنا أريد إطالتها فأسمع بكاء الصبي فأتجوّز في صلاتي مما أعلم من شدة وجد أمه من بكائه” (رواه البخاري ومسلم).
7. Anas meriwayatkan, “Pernah Rasulullah solat, kemudian dia mendengar tangis balita yang dibawa dan ibunya solat ke masjid, hingga Rasulullah juga mempersingkat solatnya dengan cuma membaca tulisan ringan ataupun tulisan pendek.” (H.R. Muslim)
وفي رواية أخرى: قال أنس رضي الله عنه: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يسمع بكاء الصبي مع أمه وهو في الصلاة فيقرأ بالسورة الخفيفة أو بالسورة القصيرة (رواه مسلم).
8. Pada hadis lain
diriwayatkan kalau Nabi memendekkan bacaannya pada dikala solat subuh (dimana lazimnya senantiasa panjang), kemudian teman bertanya: Ya Raslullah kenapa solat kali ini singkat, tidak serupa biasanya? Rasulullah menjawab, “Saya mendengar suara tangis bayi, aku kira ibunya ikutan solat berbarengan kita, aku kasihan dengan ibunya.” (H.R. Ahmad)
وفي حديث آخر أن النبي صلى الله عليه وسلم: جوّز ذات يوم في الفجر - أي خفف - فقيل: يا رسول الله، لم جوزت؟! قال: “سمعت بكاء صبي فظننت أن أمه معنا تصلي فأردت أن أفرغ له أمه” (رواه أحمد بإسناد صحيح).
9. teman Nabi Yang Bernama Rabi’ menggambarkan kalau pada sesuatu pagi hari Asyura Rasululah mengirim pesan ke kampung - kampung dekat kota Madinah, yang bunyinya “barang siapa yang sudah mengawali puasa dari pagi tadi hingga silahkan buat menuntaskan puasanya, dan juga untuk yang tidak puasa pula silahkan terus berbuka”. semenjak dikala itu kami tetap terus berpuasa pada hari Asyura, begitu pula kanak - kanak kecil kami banyak yang ikutan berpuasa dengan kehendak Allah, dan juga kami juga ke masjid berbarengan anak - anak. Di masjid kami mempersiapkan mainan spesial buat kanak - kanak yang dibuat dari wool. bahwa terdapat dari kanak - kanak itu yang tidak kokoh berpuasa dan juga menangis memohon makan hingga kamipun berikan santapan bukaan untuknya.”
وعن الربيع بنت معوذ رضي الله عنها قالت: أرسل رسول الله صلى الله عليه وسلم غداة عاشوراء إلى قرى الأنصار التي حول المدينة: “من كان أصبح صائماً فليتم صومه، ومن كان أصبح مفطراً فليتم بقية يومه” فكنا بعد ذلك نصومه ونصوم صبياننا الصغار منهم إن شاء الله، ونذهب إلى المسجد فنجعل لهم اللعبة من العهن، فإذا بكى أحدهم على الطعام أعطيناها إياه عند الإفطار (رواه مسلم)،
Demikianlah betapa Rasulullah dan juga para teman memanjakan kanak - kanak di masjid walaupun cukup seru karna yang namanya kanak - kanak tentu hendak memunculkan bermacam kendala keributan dan juga tangisan yang menimbulkan solat ataupun ibadah jadi terganggu.
Namun, terdapat aja oknum pengurus masjid yang senantiasa ngotot mau mengusir kanak - kanak dan juga menjauhkan mereka dari masjid dengan berdalil kepada hadis lemah yang berbunyi:
“Jauhkan masjid kamu dari kanak - kanak dan juga orang gila”
“جنبوا مساجدكم صبيانكم ومجانينكم”
“Hadis diatas lemah dan juga tidak jelas asalnya dari mana, sampai - sampai tidak dapat diperuntukan dalil”. Begitu kata para ulama Hadis, serupa Al - Bazzar dan juga Abdul Haq Al - Asybili. Sebagaimana pakar Hadis Imam Al - Hafiz Ibnu Hajar dan juga Ibnu Al - Jauzi dan juga Al - Munziri dan juga Haitsami dan juga ulama - ulama lain pula melemahkan hadis tersebut. Banyak golongan awam yang mengira kalau hadis tersebut benar diriwayatkan dari Rasulullah sampai - sampai membikin mereka bahagia benar mengusir kanak - kanak dari masjid dan juga amat tidak suka bahwa memandang kanak - kanak bermain di masjid. Ini merupakan perilaku dan juga aksi yang amat salah dan juga tidak benar.
Yang benar merupakan Islam amat hirau dengan anak - anak, dan juga memerintahkan para bapak dan juga orang tua saudara yang bertanggungjawab pada kanak - kanak buat menyuruh anak - anaknya solat semenjak usia 7 tahun. dan juga tempat yang benar dalam mengarahkan kanak - kanak solat dan juga membaca Al - Quran dan juga hukum - hukum tajwid dan juga materi - materi keislaman lainnya, merupakan Masjid.
Seperti itu petunjuk dan juga pedoman yang dianjurkan Rasulullah pada ummatnya terpaut interaksi kita kepada kanak - kanak di masjid. sampai - sampai siapapun tidak boleh mengusir kanak - kanak dari masjid, karena mereka merupakan pemuda - pemuda harapan masa depan.
Allah memerintahkan kita supaya meneladani Rasulullah pada seluruh hal, baik terpaut urusan dunia ataupun akhirat, sampai - sampai sudah selayaknyalah kita menjajaki dan juga meladani Rasulullah dalam menyesuikan kanak - kanak kita buat menghadiri masjid dan juga bermain di masjid, dan tidak membiarkan mereka ngumpul - ngumpul tidak jelas di ujung gang ataupun jalur yang cuma hendak menimbulkan akhlak mereka jadi kurang baik karna pengaruh area dan juga sahabat mereka yang tidak sehat.
Dan andainya juga sebahagian kanak - kanak yang tiba ke masjid kerap jadi kendala untuk orang - orang yang lagi solat, baik karna suara tangisan mereka, jeritan dan juga lengkingan suara, tetapi jamaah masjid tidak boleh meresponnya dengan kesat ataupun memarah - marahi kanak - kanak tersebut ataupun orang tua anak - anak, yang cuma hendak menambah - menambah keributan baru saja. Serahkan perihal itu kepada para pengurus masjid ataupun anak muda masjid buat menuntaskan permasalahan kanak - kanak tersebut dengan bijak dan juga baik serupa tata cara yang dicoba oleh Rasulullah.
Dan yang butuh diingat dan juga dicatat dan juga diamalkan merupakan perilaku lemah lembut dalam menuntaskan permasalahan kanak - kanak di masjid.
Rasulullah sempat bersabda, “Segalanya suatu yang dibarengi dengan kelembutan tentu hendak buatnya jadi lebih menawan dan juga indah. bila kelembutan terenggut, segalannya hendak jadi rusak dan juga jelek.” (H.R. Muslim)
“إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه ولا ينزع من شيء إلا شانه” (رواه مسلم).
Rasulullah merupakan teladan tersadu untuk kita. sempat terjalin seseorang arab badui masuk ke dapam masjid nabawi, kemudian sang badui buang air kecil di dalam masjid itu. memandang sang badui berkemih di masjid hingga para teman nabi ngamuk. menjawab perihal ini Nabi juga menyelesaikannya dengan bijak dan juga lembut dan juga berkata, “Biarkanlah badui itu, nanti bila pipisnya sudah tuntas mohon mencuci dan juga siram kencingnya itu dengan air. kamu - umat islam - ini diutus bukan buat buat repot, melainkan buat mempermudah.” (H.R. Bukhari dan juga Muslim)
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قام أعرابي فبال في المسجد!! فتناوله الناس، فقال لهم النبي صلى الله عليه وسلم: “دعوه، وهريقوا على بوله سجلاً من ماء أو ذنوباً من ماء فإنما بعثتم ميسرين ولم تبعثوا معسرين” (رواه البخاري ومسلم).
Kesimpulannya, Islam melarang mengusir kanak - kanak keluar masjid, melainkan Islam mengharuskan umatnya menyesuikan kanak - kanak tiba ke masjid buat belajar solat, belajar membaca Al - Quran, belajar tajwid dan juga belajar hukum syariat lainnya. [Translate: Kivlein Muhammad]
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
Judul Asli
طرد الأطفال من المسجد بحجة التشويش على المصلين
Penulis:
حسام الدين عفانه
نقلاً عن موقع فضيلة الشيخ حفظه الله.
التصنيف: فقه الصلاة
تاريخ النشر: 16 شوال 1429 (16/10/2008)
http://ar.islamway.net/fatwa/27890/
Sumber: Islampos
Cara nabi berhubungan dengan kanak - kanak di masjid dikala solat amat berubah jauh dengan realitas yang dicoba oleh sebahagian oknum muslim terhadap kanak - kanak yang suka bermain di masjid.
Berikut kami sampaikan sebagian permasalahan penindakan yang dicoba oleh Rasulullah pada kanak - kanak di masjid, supaya kita mampu meneladani baginda Nabi saw.:
1. teman Nabi yang bernama Syaddad ra. meriwayatkan, kalau Rasulullah tiba – ke masjid - ingin solat Isya ataupun Zuhur ataupun Asar sembari bawa - salah satu cucunya - Hasan ataupun Husein, kemudian Nabi maju kedepan buat mengimami solat dan juga meletakkan cucunya di sampingnya, setelah itu nabi mengangkut takbiratul ihram memukai solat. Pada dikala sujud, Nabi sujudnya amat lama dan juga tidak biasanya, hingga aku diam - diam mengangkut kepala aku buat memandang apa gerangan yang terjadi, dan juga benar saja, aku memandang cucu nabi lagi menunggangi balik nabi yang lagi bersujud, sehabis memandang peristiwa itu aku berulang sujud berbarengan makmum lainnya. kala tuntas solat, orang - orang padat jadwal bertanya,
“Wahai Rasulullah, baginda sujud amat lama sekali tadi, sampai - sampai kami pernah mengira telah terjalin apa - apa ataupun baginda lagi menerima wahyu.” Rasulullah menjawab, “Tidak, tidak, tidak terjalin apa - apa, hanya tadi cucuku mengendaraiku, dan juga aku tidak ingin memburu - burunya hingga ia menuntaskan mainnya dengan sendirinya”. (H.R. Nasa’i dan juga Hakim)
عن شداد رضي الله عنه قال: خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم في إحدى صلاتي العشي الظهر أو العصر وهو حامل حسناً أو حسيناً، فتقدم النبي صلى الله عليه وسلم فوضعه عند قدمه ثم كبر للصلاة، فصلى، فسجد سجدة أطالها!! قال: فرفعت رأسي من بين الناس، فإذا الصبي على ظهر رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو ساجد! فرجعت إلى سجودي، فلما قضى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصلاة، قال الناس: يا رسول الله إنك سجدت سجدة أطلتها حتى ظننا أنه قد حدث أمر أو أنه يوحى إليك؟ قال: “كل ذلك لم يكن، ولكن ابني ارتحلني، فكرهت أن أعجله حتى يقضي حاجته” (رواه النسائي والحاكم وصححه ووافقه الذهبي)
2. Abdullah Bin Buraidah meriwayatkan dari ayahandanya: Rasulullah lagi berkhutbah - di mimbar masjid - kemudian - kedua cucunya - Hasan dan juga Husein tiba - bermain - main ke masjid - dengan memakai kemeja kembar merah dan juga berjalan dengan sempoyongan jatuh bangun - karna benar masih bayi - , kemudian Rasulullah turun dari mimbar masjid dan juga mengambil kedua cucunya itu dan juga membawanya naik ke mimbar kembali, kemudian Rasulullah berkata, “Maha Benar Allah, kalau harta dan juga kanak - kanak itu merupakan fitnah, bahwa sudah memandang kedua cucuku ini saya tidak dapat sabar.” kemudian Rasulullah berulang melanjutkan khutbahnya. (H.R Abu Daud)
وعن عبد الله بن بريدة عن أبيه رضي الله عنه قال: خطبنا رسول الله صلى الله عليه وسلم، فأقبل الحسن والحسين رضي الله عنهما عليهما قميصان أحمران يعثران ويقومان، فنزل فأخذهما فصعد بهما المنبر، ثم قال: “صدق الله، إنما أموالكم وأولادكم فتنة، رأيت هذين فلم أصبر”، ثم أخذ في الخطبة (رواه أبو داود).
3. Dalam Hadis lain diceritakan, kalau Rasulullah solat, dan juga apabila dia sujud hingga Hasan dan juga Husein bermain menaiki balik Rasulullah. Lalu, bila terdapat sahabat - sahabat yang mau melarang Hasan - Husein hingga Rasulullah berikan isyarat buat membiarkannya, dan juga apabila sehabis tuntas solat rasulullah memangku kedua cucunya itu. (H.R. Ibnu Khuzaimah)
وفي حديث آخر: كان الرسول صلى الله عليه وسلم يصلي، فإذا سجد وثب الحسن والحسين على ظهره، فإذا منعوهما أشار إليهم أن دعوهما، فلما قضى الصلاة وضعهما في حجره (رواه ابن خزيمة في صحيحه).
4. Abu Qatadah ra. mengatakan: “Saya memandang Rasulullah saw memikul cucu perempuannya yang bernama Umamah putrinya Zainab di pundaknya, apabila dia solat hingga pada dikala rukuk Rasulullah meletakkan Umamah di lantai dan juga apabila sudah berulang berdiri dari sujud hingga Rasulullah berulang memikul Umamah.” (H.R. Bukhari dan juga Muslim)
وقال أبو قتادة رضي الله عنه: رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وأمامة بنت العاص - ابنة زينب بنت الرسول صلى الله عليه وسلم - على عاتقه، فإذا ركع وضعها وإذا رفع من السجود أعادها (رواه البخاري ومسلم).
5. Pada Riwayat Lain Dari Abu Qatadah, berkata “……… pada dikala rukuk Rasulullah meletakkan Umamah di lantai dan juga apabila sudah berulang berdiri dari sujud hingga Rasulullah berulang memikul Umamah. dan juga Rasulullah terus melaksanakan perihal itu pada tiap rakaatnya hingga beliu tuntas solat.” (H.R.Nasa’i)
وفي رواية أخرى عن أبي قتادة رضي الله عنه قال: بينما نحن جلوس في المسجد إذ خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم يحمل أمامة بنت أبي العاص بن الربيع - وأمها زينب بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم - وهي صبية يحملها، فصلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهي على عاتقه يضعها إذا ركع ويعيدها إذا قام، حتى قضى صلاته يفعل ذلك بها (رواه النسائي).
6. Dalam hadis yang lain Rasulullah berkata, “Kalau lagi solat, sering - kali aku mau solatnya agak panjangan, tetapi bahwa sudah mencermati tangis anak kecil - yang dibawa ibunya ke masjid - hingga sayapun menyingkat solat saya, karna aku tau betapa ibunya tidak lezat hati dengan tangisan anaknya itu.” (H.R. Bukhari dan juga Muslim)
وفي حديث آخر: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “إني لأدخل في الصلاة وأنا أريد إطالتها فأسمع بكاء الصبي فأتجوّز في صلاتي مما أعلم من شدة وجد أمه من بكائه” (رواه البخاري ومسلم).
7. Anas meriwayatkan, “Pernah Rasulullah solat, kemudian dia mendengar tangis balita yang dibawa dan ibunya solat ke masjid, hingga Rasulullah juga mempersingkat solatnya dengan cuma membaca tulisan ringan ataupun tulisan pendek.” (H.R. Muslim)
وفي رواية أخرى: قال أنس رضي الله عنه: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يسمع بكاء الصبي مع أمه وهو في الصلاة فيقرأ بالسورة الخفيفة أو بالسورة القصيرة (رواه مسلم).
8. Pada hadis lain
diriwayatkan kalau Nabi memendekkan bacaannya pada dikala solat subuh (dimana lazimnya senantiasa panjang), kemudian teman bertanya: Ya Raslullah kenapa solat kali ini singkat, tidak serupa biasanya? Rasulullah menjawab, “Saya mendengar suara tangis bayi, aku kira ibunya ikutan solat berbarengan kita, aku kasihan dengan ibunya.” (H.R. Ahmad)
وفي حديث آخر أن النبي صلى الله عليه وسلم: جوّز ذات يوم في الفجر - أي خفف - فقيل: يا رسول الله، لم جوزت؟! قال: “سمعت بكاء صبي فظننت أن أمه معنا تصلي فأردت أن أفرغ له أمه” (رواه أحمد بإسناد صحيح).
9. teman Nabi Yang Bernama Rabi’ menggambarkan kalau pada sesuatu pagi hari Asyura Rasululah mengirim pesan ke kampung - kampung dekat kota Madinah, yang bunyinya “barang siapa yang sudah mengawali puasa dari pagi tadi hingga silahkan buat menuntaskan puasanya, dan juga untuk yang tidak puasa pula silahkan terus berbuka”. semenjak dikala itu kami tetap terus berpuasa pada hari Asyura, begitu pula kanak - kanak kecil kami banyak yang ikutan berpuasa dengan kehendak Allah, dan juga kami juga ke masjid berbarengan anak - anak. Di masjid kami mempersiapkan mainan spesial buat kanak - kanak yang dibuat dari wool. bahwa terdapat dari kanak - kanak itu yang tidak kokoh berpuasa dan juga menangis memohon makan hingga kamipun berikan santapan bukaan untuknya.”
وعن الربيع بنت معوذ رضي الله عنها قالت: أرسل رسول الله صلى الله عليه وسلم غداة عاشوراء إلى قرى الأنصار التي حول المدينة: “من كان أصبح صائماً فليتم صومه، ومن كان أصبح مفطراً فليتم بقية يومه” فكنا بعد ذلك نصومه ونصوم صبياننا الصغار منهم إن شاء الله، ونذهب إلى المسجد فنجعل لهم اللعبة من العهن، فإذا بكى أحدهم على الطعام أعطيناها إياه عند الإفطار (رواه مسلم)،
Demikianlah betapa Rasulullah dan juga para teman memanjakan kanak - kanak di masjid walaupun cukup seru karna yang namanya kanak - kanak tentu hendak memunculkan bermacam kendala keributan dan juga tangisan yang menimbulkan solat ataupun ibadah jadi terganggu.
Namun, terdapat aja oknum pengurus masjid yang senantiasa ngotot mau mengusir kanak - kanak dan juga menjauhkan mereka dari masjid dengan berdalil kepada hadis lemah yang berbunyi:
“Jauhkan masjid kamu dari kanak - kanak dan juga orang gila”
“جنبوا مساجدكم صبيانكم ومجانينكم”
“Hadis diatas lemah dan juga tidak jelas asalnya dari mana, sampai - sampai tidak dapat diperuntukan dalil”. Begitu kata para ulama Hadis, serupa Al - Bazzar dan juga Abdul Haq Al - Asybili. Sebagaimana pakar Hadis Imam Al - Hafiz Ibnu Hajar dan juga Ibnu Al - Jauzi dan juga Al - Munziri dan juga Haitsami dan juga ulama - ulama lain pula melemahkan hadis tersebut. Banyak golongan awam yang mengira kalau hadis tersebut benar diriwayatkan dari Rasulullah sampai - sampai membikin mereka bahagia benar mengusir kanak - kanak dari masjid dan juga amat tidak suka bahwa memandang kanak - kanak bermain di masjid. Ini merupakan perilaku dan juga aksi yang amat salah dan juga tidak benar.
Yang benar merupakan Islam amat hirau dengan anak - anak, dan juga memerintahkan para bapak dan juga orang tua saudara yang bertanggungjawab pada kanak - kanak buat menyuruh anak - anaknya solat semenjak usia 7 tahun. dan juga tempat yang benar dalam mengarahkan kanak - kanak solat dan juga membaca Al - Quran dan juga hukum - hukum tajwid dan juga materi - materi keislaman lainnya, merupakan Masjid.
Seperti itu petunjuk dan juga pedoman yang dianjurkan Rasulullah pada ummatnya terpaut interaksi kita kepada kanak - kanak di masjid. sampai - sampai siapapun tidak boleh mengusir kanak - kanak dari masjid, karena mereka merupakan pemuda - pemuda harapan masa depan.
Allah memerintahkan kita supaya meneladani Rasulullah pada seluruh hal, baik terpaut urusan dunia ataupun akhirat, sampai - sampai sudah selayaknyalah kita menjajaki dan juga meladani Rasulullah dalam menyesuikan kanak - kanak kita buat menghadiri masjid dan juga bermain di masjid, dan tidak membiarkan mereka ngumpul - ngumpul tidak jelas di ujung gang ataupun jalur yang cuma hendak menimbulkan akhlak mereka jadi kurang baik karna pengaruh area dan juga sahabat mereka yang tidak sehat.
Dan andainya juga sebahagian kanak - kanak yang tiba ke masjid kerap jadi kendala untuk orang - orang yang lagi solat, baik karna suara tangisan mereka, jeritan dan juga lengkingan suara, tetapi jamaah masjid tidak boleh meresponnya dengan kesat ataupun memarah - marahi kanak - kanak tersebut ataupun orang tua anak - anak, yang cuma hendak menambah - menambah keributan baru saja. Serahkan perihal itu kepada para pengurus masjid ataupun anak muda masjid buat menuntaskan permasalahan kanak - kanak tersebut dengan bijak dan juga baik serupa tata cara yang dicoba oleh Rasulullah.
Dan yang butuh diingat dan juga dicatat dan juga diamalkan merupakan perilaku lemah lembut dalam menuntaskan permasalahan kanak - kanak di masjid.
Rasulullah sempat bersabda, “Segalanya suatu yang dibarengi dengan kelembutan tentu hendak buatnya jadi lebih menawan dan juga indah. bila kelembutan terenggut, segalannya hendak jadi rusak dan juga jelek.” (H.R. Muslim)
“إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه ولا ينزع من شيء إلا شانه” (رواه مسلم).
Rasulullah merupakan teladan tersadu untuk kita. sempat terjalin seseorang arab badui masuk ke dapam masjid nabawi, kemudian sang badui buang air kecil di dalam masjid itu. memandang sang badui berkemih di masjid hingga para teman nabi ngamuk. menjawab perihal ini Nabi juga menyelesaikannya dengan bijak dan juga lembut dan juga berkata, “Biarkanlah badui itu, nanti bila pipisnya sudah tuntas mohon mencuci dan juga siram kencingnya itu dengan air. kamu - umat islam - ini diutus bukan buat buat repot, melainkan buat mempermudah.” (H.R. Bukhari dan juga Muslim)
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قام أعرابي فبال في المسجد!! فتناوله الناس، فقال لهم النبي صلى الله عليه وسلم: “دعوه، وهريقوا على بوله سجلاً من ماء أو ذنوباً من ماء فإنما بعثتم ميسرين ولم تبعثوا معسرين” (رواه البخاري ومسلم).
Kesimpulannya, Islam melarang mengusir kanak - kanak keluar masjid, melainkan Islam mengharuskan umatnya menyesuikan kanak - kanak tiba ke masjid buat belajar solat, belajar membaca Al - Quran, belajar tajwid dan juga belajar hukum syariat lainnya. [Translate: Kivlein Muhammad]
ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ
Judul Asli
طرد الأطفال من المسجد بحجة التشويش على المصلين
Penulis:
حسام الدين عفانه
نقلاً عن موقع فضيلة الشيخ حفظه الله.
التصنيف: فقه الصلاة
تاريخ النشر: 16 شوال 1429 (16/10/2008)
http://ar.islamway.net/fatwa/27890/
Sumber: Islampos
JANGAN Mengusir Anak - Anak Dari Mesjid Hanya Karena Ribut! Sebelum Hal Yang Lebih Memilukan Terjadi
4/
5
Oleh
Blogger Keren