Senin, 20 Juni 2016

Mari Kita Baca Dan Memahami, Nak, Jangan Tabur Bunga di Atas Makam Ayahmu!

anakku, saat sebelum jenazah ayahmu dimakamkan izinkan bunda mengantarkan wasiat dia, ” ucap seseorang wanita sambil memegang jasad suaminya yang telah terbalut kafan.

“wasiat apakah itu, bu. bila benar dapat ditunda, baiknya menunggu seusai jenazah bapak dikebumikan aja. ”

“tidak dapat. wasiat ini mesti di informasikan saat ini. almarhum ayahmu berwasiat supaya jangan terdapat yang menaburkan bunga di atas makamnya. ”

“anakku, saat sebelum jenazah ayahmu dimakamkan izinkan bunda mengantarkan wasiat dia, ” ucap seseorang wanita sambil memegang jasad suaminya yang telah terbalut kafan.

si anak kaget. bukankah menaburkan bunga di atas makam menggambarkan aktivitas yang umum dicoba?

“maaf, bunda. benarkah almarhum bapak berwasiat demikian? bukankah dalam suatu hadis riwayat muslim diriwayatkan, nabi muhammad saw bersabda, ‘saya melewati 2 buah kubur yang penghuninya tengah diadzab. aku berharap adzab keduanya mampu diringankan dengan syafa’atku sepanjang kedua belahan pelepah tersebut masih basah’. bila demikian, pemberian barang tercantum bunga sepanjang kondisi masih basah dimaksudkan buat meringankan adzab seorang yang telah wafat? ” ucap si anak menyanggah komentar ibunya.

“dalam qur’an surah al - isra: 44, allah berfirman, ‘langit yang 7, bumi dan juga seluruh yang terdapat di dalamnya bertasbih kepada - nya. dan juga tidak terdapat suatupun melainkan bertasbih dengan memuji - nya, namun kalian sekaligus tidak paham tasbih mereka. sebetulnya ia merupakan maha penyantun lagi maha pengampun. ’ sampai - sampai, tidak ada fakta yang menampilkan kalau pelepah kurma ataupun bunga hendak menyudahi bertasbih bila dalam kondisi kering. ”
“jika demikian, kenapa nabi muhammad melaksanakan perihal tersebut? ”

“anakku, perbuatan nabi saw tersebut bertabiat kasuistik (waqi’ah al - ’ain) dan juga tercantum kekhususan dia sampai - sampai tidak dapat dianalogikan ataupun ditiru. perihal ini disebabkan dia tidak melaksanakan perihal yang seragam pada kubur - kubur yang lain. begitu pula para teman tidak sempat melaksanakannya. sampai - sampai keringanan adzab kubur yang dirasakan kedua penunggu kubur tersebut merupakan diakibatkan doa dan juga syafa’at nabi saw kepada mereka, bukan pelepah kurma tersebut. ”

kondisi sepi. si anak mulai mengolah, apakah perkataan ibunya benar benar. kemudian bila benar, kenapa tabur bunga begitu banyak dicoba? seketika, ibunya berulang melanjutkan pembicaraan.

“anakku, ketahuilah terdapat seseorang ulama hadis mesir, syaikh ahmad syakir rahimahullah berkata, ‘perbuatan ini (tabur bunga) digalakkan oleh mayoritas orang, sementara itu perihal tersebut tidak mempunyai sandaran dalam agama. perihal ini dilatarbelakangi oleh perilaku berlebih - lebihan dan juga perilaku mengekor kalangan nasrani. ”

ibunya berulang mengatakan, “apa yang terjalin, spesialnya di negara mesir menggambarkan contoh dari perihal ini. orang mesir juga melaksanakan tradisi tebar bunga di atas pusara ataupun silih menghadiahkan bunga sesama mereka. orang - orang meletakkan bunga di atas pusara saudara ataupun kolega mereka bagaikan wujud penghormatan kepada mereka yang telah meninggal, ’ (ta’liq ahmad syakir terhadap sunan at tirmidzi 1/103, dinukil dari ahkaamul janaaizhal. 254). dari seperti itu, kenapa almarhum ayahmu bersikeras supaya makamnya tidak ditaburi bunga. ”

“baiklah, bu. bila benar demikian baiknya wasiat bapak dilaksanakan. mudah - mudahan aja, apa yang jadi wasiat bapak bernilai kebaikan. aamiin. ”

“satu perihal lagi yang wajib dirimu tahu, kalau nabi muhammad saw tentu diberi mukjizat oleh allah atas kemampuannya memandang azab kubur. sampai - sampai secara spesial melaksanakan demikian. sebaliknya apabila kita yang melaksanakan dikhawatirkan memiliki sindiran dan juga celaan kepada penunggu kubur. ”

ibunya menegaskan, “jika menabur bunga diperuntukan sebab buat meringankan adzab, perihal tersebut menggambarkan salah satu wujud berburuk sangka (su’uzhan) kepada penunggu kubur, karna menganggapnya bagaikan pelakon maksiat yang tengah diadzab oleh allah di dalam kuburnya bagaikan balasan atas perbuatannya di dunia. sementara itu, kita tidak mengenali apakah penunggu kubur tersebut diazab ataupun tidak. pengetahuan kita terhadap alam gaib tidak dapat disejajarkan dengan nabi muhammad. ”




(sumber: palingseru. com )

Baca Juga

Mari Kita Baca Dan Memahami, Nak, Jangan Tabur Bunga di Atas Makam Ayahmu!
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan